Save Me

11.3K 1.1K 85
                                    

" Hangat....
Malam itu udara begitu dingin berhembus.
Ini sudah pertengahan December
Tanah seolah mulai terasa beku,
Udara yang menyentuh kulit terasa membuat mati rasa
Saira masih berdiri di sisi jendela
Menatap ke luar dengan bola mata memerah

" Aku Heranita Farach Marteen, dan Exel adalah suamiku. Sekarang aku mengerti hubungan ini melebihi siapapun, aku pastikan aku akan menemukannya!"

Ucapan Hera waktu itu seolah menusuk ke dalam hatinya

Istri??
Jadi mereka...

Air matanya kembali jatuh. Kenyataan ini benar benar menyakitinya.
Setegar apapun Saira berusaha melupakan kalimat itu dan meredam ke dalam hatinya, ia tetap saja terluka.
Jari jarinya lentiknya membuka jendela itu pelan. Membiarkan angin dingin menyapu wajah cantiknya. Saira memejamkan mata pelan.

Tapi...

Deg

Seolah ada yang menahan jemarinya, memegang pergelangan tangannya dengan sentuhan lembut, lalu perlahan..

Saira merasakan seseorang bernapas di lekukan lehernya. Gadis itu menoleh, seolah tak percaya ia mendapati Exel tersenyum di hadapannya.

" Exel? Yatuhan.. kau kemana sajaa??" Tanyanya berhambur memeluk Pemuda itu. Exel mengusap punggungnya, anehnya sentuhan tangannya terasa begitu dingin, hembusan napasnya di lekukan leher Saira terasa seperti es.

" Saira, a..ku." Suara Exel terdengar serak. Seolah tak mempu ke luar dan tertahan di kerongkongan.

" Apa kau baik baik saja, aku dan Hera mencarimu ke sana ke mari. Kau ke mana saja?" Saira menangis haru mencoba menyentuh wajah rupawan yang sangat dirindukannya itu
Dingin... ia seperti menyentuh balok es.

" Saki..t." Ucap Exel pucat

" Sakit? Apa kau terluka? Dimananya yang sakit? Aku akan mengobatimu. Katakan!" Gadis itu memegang pergelangan tangan Exel dengan wajah cemas

" Di sini." Exel menunjuk ke arah dadanya.

" Apa yang terjadi padamu Exel?" Bola mata Saira berair

" Kau ke mana saja??" Imbuhnya meneteskan air mata. Ia benar benar merindukan sosok yang saat ini berdiri manis di depannya, senyumnya, suaranya, semuanya...

11 hari lamanya...
Ia tak bisa melihat semua itu. Dan rasanya malam itu, semua kecemasannya membuncah

" Jangan menangis Sa..ira!" Ucap Exel terbata lalu perlahan memegang wajah Gadis itu lembut. Menatap ke dalam mata cantiknya yang indah.

" Exel." Saira kembali terisak.

" A..ku masih Ex..elmu yang du..lu." Ucap Pemuda itu terdengar serak. Ia membuat jantung Saira seolah berhenti berdetak saat perlahan mengecup kening Saira lembut.
Membuat tangisan gadis itu semakin menjadi saja. Saira memeluknya erat

" Aku takut Exel... aku takut kau akan meninggalkanku.. aku mohon jangan pergi lagi!" Isaknya.

" Per..gi?" Exel menahan pundaknya lalu mengusap air mata di wajah Saira lembut.

" Iya.. aku mohon jangan pergi!"

" Apa yang kau maksud adalah...mati?"

Deg

Deg

" Seperti ini?" Senyum Exel kemudian membuka kemejanya. Dan...

Saira mundur beberapa langkah. Wajahnya menegang ketakutan

SOUL HORROR  (True Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang