Another

12K 1K 67
                                    

~ Sesal

" Kau tunggulah di sini, aku akan memanggil teman teman yang akan belajar bersama!" Senyum Andrian ramah

" Kak jangan lupa panggil Gaby juga ya."

Andrian tersenyum di tangga perpustakaan lalu melanjutkan langkahnya. Namun...
Tanpa Hera tau...

Andrian menghentikan langkahnya di penghujung tangga, ia meraih sakunya lalu menulis pesan pada seseorang.
Senyum dingin memenuhi wajah tampannya. Ia bergegas ke luar untuk mengambil sesuatu di ruang rawat.

Tak lama kemudian...

Fiza, Fabian, Gino dan Andrew pun melangkah masuk.

" Ini." Andrian meletakkan amplop tebal di hadapan pemuda itu yang langsung berbinar melihat isinya.

" Tapi... kak Rian. Siapa dia bagi Exel, dan bagaimana kalau Exel sampai tau nanti?" Tanya Fiza getir

" Itu urusanku, kalian bersenang senang saja dengannya sesuai rencana. Bagus kan! Kalian dapat uang dan dapat menikmati moment ini. Jangan lupa. Lakukan sesuai rencana!" Seringainya lalu meraih sebuah kursi dan duduk dengan kaki bersila di sana.

" Baiklah kak." Fiza dan Fabianpun meraih sapu tangan yang diberikan Andrian, sapu tangan berisi cairan memabukkan. Lalu segera berlari ke perpustakaan

Andrian tersenyum memencet dial number pada Handphonenya. Ia menghubungi seseorang

" Kau sudah memulainya nak?" Tanya suara di seberang.

" Tentu! Beberapa waktu lagi Exel akan masuk rumah sakit jiwa." Senyum Andrian lalu menutup ponselnya dan bergegegas menuju kelasnya. Mengumpulkan semua teman temannya untuk belajar bersama sesuai rencana sebelumnya.

Sementara di sana

" Tolong... aku!" Hera merintih merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Perasaan jijik, terhina bercampur dengan amarah dan ketidak berdayaan di hatinya.

Ia akhirnya tak sadarkan diri.

" Kita bawa ke gudang percetakan!" Perintah Fabian. Dan merekapun bergegas menyeret seraya melecehkan tubuh Hera di sepanjang perjalanan. Membuat trauma yang tak terlupakan.

Hera menjadi mainan mereka di sana, tangisannya tidak di dengar siapapun.

Sementara,

Andrian yang ke luar dari ruang perawatan tersenyum melihat Exel tampak berlari menuju perpustakaan. Wajah cemas dan paniknya benar benar indah terlihat

" Mari kita bersenang senang Adikku." Senyumnya lalu bergegas menyusul Gerombolan Fiza ke gudang percetakan. Namun... sesampainya di sana,

Semuanya tak sesuai rencana. Entah bagaimana bisa, Wajah Andrian seketika menjadi pucat saat melihat Fiza terkapar dengan penuh lebam dan Fabian memijit hidungnya yang berdarah. Sementara di hadapan mereka...

Gaby berdiri dengan balok kayu di tangannya

" Ayo maju sini kalau berani! Gw sabuk hitam di karate. Berani sekali kalian melakukan ini pada Hera. Ayo kalau berani lawan gw!" Teriaknya mengayunkan balok kayu itu membabi buta

Sial - Batin Andrian.
Ia memberi aba aba di belakang Gaby pada Fiza dan Fabian dengan meminta mereka menutup mulut. Dan...

Dramapun dimulai.

" Ada apa ini?" Tekan Andrian melepas kacamatanya.
Gaby berbinar melihat Andrian di sana.

" Kak mereka mencoba melecehkan Hera. Mereka semua. Tolong beri pelajaran pada mereka!!" Tekan Gaby getir

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now