Fist meet

20.6K 1.9K 94
                                    

Kebencian itu mengakar dalam hatiku.
Aku tidak peduli lagi mereka menyebutku gila, melihat sahabatku sekarat seperti ini jauh lebih membuat akalku tak bisa menerimanya.

" Aku tidak percaya Exel akan melakukan semua ini." Ucap Saira yang duduk di seberang ranjang Gaby berseberangan dengan Hera yang menatapnya tajam

" Kenyataannya begitu kan? Aku menyesal pernah berniat menolongnya, sampah masyarakat sepertinya pantas mati!" Jawabnya dingin dengan mata memerah

" Dia tidak akan melakukan semua ini!" Tekan Saira lagi. Sekali lagi, Hera menatap sosok cantik di depannya dengan kening mengkerut

" Itu karna kak Saira mencintainya kan? Karna itu kak Saira menjadi buta. Lupakan saja pria brengsek itu, rasanya aku ingin mengejarnya ke alam baka saat ini juga." Celetuk Hera memalingkan wajah. Saira menarik napas mengerti lalu berdiri dari duduknya, berjalan ke sisi Hera dan memegang pundaknya lembut.

" Kalau memang Exel yang melakukannya, mengapa ia tidak melakukan apapun selama ini?" Pertanyaan Saira membuat Hera bungkam.

Benar...
Bahkan ia merasa gila karna hanya ia yang diteror

" Jika kau merasa bingung, kenapa kau tidak pergi bertanya padanya? Bukankah hanya kamu yang bisa mendengar suaranya?" Senyum Saira kemudian. Hera menatapnya teduh.

Bagaimana caranya?
Apa yang bisa ia lakukan?

Saira mendekati telinga Saira lalu berbisik di antara celah rambutnya

" Mengapa kau tidak menukar jiwamu untuk membawanya kembali, bukankah semua ini berawal darinya? Mengapa kau... tidak membawanya kembali?" Bisiknya

DEG

Apa maksud kak Saira?
Mengapa rasanya aku... beku?

Hera seolah bahkan tak bisa menggerakkan jarinya, seluruh tubuhnya seakan dingin dan kaku. Entah kenapa... rasanya... ia... tenggelam dalam keheningan sejenak

" Mengapa kau tidak membawanya kembali?" Bisik Saira lagi

" Mengapa kau tidak membawanya kembali?"

Kata kata itu seolah mereplay dengan sendirinya. Hingga...

Segalanya serasa menjadi berat selama beberapa detik. Hera mematung. Lalu tiba tiba...

" Kau baik baik saja?" Sebuah ketukan jemari seseorang membuat Hera kembali dari keheningannya. Wajahnya seketika pucat melihat siapa yang saat ini berdiri di hadapannya.
Ia terlihat sangat bingung.

Bagaimana tidak....

Dia sangat yakin, tadi sedang berada di ruang perawatan dengan Saira, membicarakan sesuatu yang tidak biasa. Tapi sekarang...
Hera menatap sekelilingnya, keringat dingin mengucur dari wajah cantiknya. Ia benar benar ketakutan.

Hanya ada Andrian di depan wajahnya, dan dia....
Tengah duduk di dalam sebuah mobil dengan pakaian dan seragam yang penuh dengan darah.

Apa yang terjadi?
Mengapa rasanya? Ia sangat bingung?

" Hera aku tidak tahu apa yang terjadi. Maaf seharusnya aku tidak meninggalkan kalian berdua. Jika bukan karna kelalaianku, pasti sahabatmu masih hidup." Tukas Andrian sedih. Ia kemudian menidurkan kepalanya di bangku stir dan menangis dengan penuh sesal.

Hera gemetar...

Ada apa ini?

" Kak.. kenapa aku.. di sini? Di mana Gaby?" Tanya Hera akhirnya dengan suara gemetar. Terlihat jelas ia bingung dengan semuanya.
Andrian menatapnya sedih

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now