Kamar Berhantu

26K 2.3K 143
                                    

" Heraaa heraa tenanglah, ini gw Gaby. Lo kenapa sih?" Gaby memeluk Hera yang masih bergulung di dalam selimut dengan tubuh gemetar dan wajah ketakutan

" Beb, aku denger suaranya. Suaranya terus saja berputar di kepalaku, aku takut beb, dan.. dia.. di kaca.. dikaca ... dia aku melihatnya? Dia mengikutiku." Hera kembali menangis di pelukan Gaby

" Dia siapa Hera, gak ada siapa siapa di sini, lihatlah! Di sini hanya ada aku, kamu dan teman teman kita." Gaby mengusap rambut Hera pelan.

" Gak beb, dia di sini. Exel marteen dia di sini, aku takut beb... dia seperti bukan manusia. Dia.. dia hantu, kamu benar dia hantu, kenapa dia menggangguku.. aku takut beb. Bagaimana ini. Aku takut." Wajah Hera memerah cemas. Dia masih menggigil

Wajah Gaby pucat saat mendengar nama itu, tatapannya mengarah pada pintu kamar mandi yang masih terbuka, tempat ia menemukan Hera tergeletak pingsan tadi. Suara jeritan Hera juga mengundang semua teman kamar dan penjaga asramanya mengelilingi gadis itu.

" Dia hantu... di sini ada hantu." Tangis Hera lagi. Mendengar itu semua murid yang masih mengelilinginya saling berbisik yang memasang wajah takut

Hantu??
Seram amat...
Kamar kita ada hantunya??

Ya tuhan...
Kok jadi horor gini.

" Sudah sudah mungkin Hera berhalusinasi, kalian kembali ke kelas, Gaby kamu juga!" Tekan seorang wanita berpakaian rapi dengan kacamata tebal di atas hidungnya. Nona Stefani ketua asrama putri.

" Tapi kak, Hera sama siapa. Izin hari ini saja gak apa apa kan kak?" Tanya Gaby cemas

" Gak Gaby, kamu kembali kekelas! Nanti akan ada anak magang dari universitas asrama yang ke sini memeriksa Hera." Tegasnya

Gaby menatap Hera. Gadis itu masih enggan melepas pegangan tangan temannya.

" Gaby.." Suara nona Stefani meninggi.

" Nanti gw kembali yaa, its oke semua akan baik baik saja. Oke." Ucapnya mengusap pundak Hera lembut lalu memeluknya singkat sebelum beranjak pergi.

Setelah itu, semua kembali hening. Hera menatap Nona Stefani dengan wajah pucat.

" Sekali lagi kamu bicara aneh soal hantu, aku akan memberi peringatan pada orang tuamu supaya datang kemari. Mengerti!!" Tekannya mengancam. Hera mengangguk takut. Nona stefanipun meninggalkan Hera seorang diri dengan perasaan takut yang meluap.

Hera melihat seluruh ruangan kamar luas itu dengan tubuh gemetar lalu kembali bergulung di dalam selimut.
Ia melirik ke arah HPnya yang tampak tergeletak di nakas. Ia benar benar ketakutan saat ini. Gadis itu memilih menutup wajahnya dan berusaha berbaring. Tapi suara pemuda itu seolah terus membayangi bahkan walau ia menutup telinga. Seolah selalu saja ada langkah yang mendekat dan membuat bulu kuduknya berdiri saat mengingat sosok pria tanpa wajah di kamar mandinya tadi.
Ia gemetar

Hingga... jauh dalam hening... ketika detik detik waktu dari jam dinding yang berdetak terasa begitu nyata...

" Hera."

Hera langsung terlonjak dari dalam selimutnya saat ada suara yang tiba tiba memanggil dan menyentuh pundaknya

" Sssshh jangan takut, ini aku." Senyumnya manis. Barulah gadis itu menarik napas lega. Ia mengenal sosok itu, gadis cantik dengan seragam serba putih diatas lutut, kulitnya yang putih, rambut blondenya yang lembut diikat kesamping kanan dan senyum yang begitu cantik.
Mantan wakil osisnya ketika di SMP itu dulu.

" Kak Saira adam kan?" Tanyanya meyakinkan. Gadis itu tersenyum dan mengangguk lembut ( note : masih ingat kan kakak kelas yang muji Exel waktu Gaby di tolong dulu? Di dalam ingatan Gaby )

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now