Takdir part 2

10.1K 1.1K 89
                                    

Exel tersenyum di sisi Andrian, menatap kakaknya itu masih seolah tak percaya. Ia bahkan ingin memeluknya.

" Exel kau harus berhati hati dengan ibu, ada begitu banyak orang jahat di sekitarmu!" Ucap Andrian kembali memasang kacamatanya. Tapi... tak ada jawaban, Andrian menoleh kearah Exel, dan ternyata pemuda itu hanya senyum senyum tak berkedip menatapnya.

" Exel?" Andrian mengibas ngibaskan tangannya.

" Kau jangan khawatir kak, Saira pasti akan selamat." Senyum pemuda itu manis. Mendengar itu, Andrian menepuk pundak Exel lembut.

Aku tahu rencana ibu padamu adikku
Tapi jangan Khawatir, aku mungkin tidak bisa melindungi Saira. Tapi aku pasti akan menghalangi takdirmu.

" Kau mau ikut denganku?" Tanya Andrian lembut.

" Kemana?"

" Menemui Saira." Andrian berdiri mengulurkan tangannya. Exel tersenyum menatap uluran tangan itu, seolah ingin meneteskan air mata

Saat ini...
Bahkan kematian terasa indah bagiku
Semua penderitaanku di masa kecil, siksaan yang aku terima, seakan lenyap saat melihat kakak mengulurkan tangan padaku.

Exelpun menjabat uluran tangan itu lalu berdiri menjajari Andrian yang merangkul pundaknya.

***

Beralih ke ruang rawat

Tap Tap Tap

Hera mengerjabkan matanya, entah sudah berapa lama ia tertidur, udara sekitarnya terasa dingin, angin malam berhembus pekat.

Ia mencoba turun dari ranjang dengan kaki telanjang, mencoba melangkah ke luar.

" Sudah malam." Ucapnya mengernyitkan kening.

Kemana Exel? Ia mulai cemas menatap jam di nakasnya yang menunjukkan angka 09:12 malam.

Tapi...

Keningnya mengernyit saat melihat ke langit lepas

" Salju?"

Hera melangkah semakin jauh, menatap sekitarnya yang tampak ditutupi bercak bercak putih sebagian.

Itu benar benar salju

" Bagaimana bisa sekarang sudah turun salju? Ini harusnya masih beberapa hari lagi kan?" Gumamnya mengarahkan tangannya menyentuh salju salju yang turun dari langit. Ia tersenyum

" Di film yang aku lihat katanya kalau mengutarakan cinta di saat turun salju pertama maka cinta itu akan kekal. Exel, di mana ya? Apa dia belum pulang dari perpustakaan?" Gumamnya menatap menara perpustakaan yang terlihat menjulang dari sana.

Gadis itu hendak melangkah,

" Lebih baik aku menyusulnya saja."

Tapi...

" Hera!" Sebuah panggilan menghentikan langkahnya. Senyum mengembang di bibir Hera saat mendapati Gaby berdiri di belakangnya.

" Gaby!!!" Teriaknya berhambur memeluk Gaby. Ia memerah...

" Maafkan aku ya." Ucap Hera lembut. Ia sangat merindukan Gaby. Gabypun begitu. Dia merindukan Hera,

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now