Luka

10.3K 1K 77
                                    

" Hera??"

Suara itu membuatnya terbangun. Ia melirik ke arah Saira yang masih tertidur di sisinya. Itu seperti suara Exel yang sangat ia rindukan.
Bayangannya seolah tersenyum di hadapan Hera, senyum yang manis.

" Kak." Hera membangunkan Saira.

" Kita sudah sampai?" Tanya Saira mengucek kelopak matanya.

Ia melihat Hera meneteskan air mata, gadis itu menggeleng pelan

" Aku merindukan Exel." Ucapnya getir lalu menangis.

Saira POV

Aku tau Hera pasti sangat sedih sekarang
Ini sudah berhari hari,
Tubuhnya menjadi lebih kurus, gadis malang ini sangat pucat.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Aku adalah orang terakhir yang Exel temui, apa Andrian yang melakukan semua ini?

Di mana dirimu Exel? Hatikupun terasa sakit, sedih dan cemas.

Jumat minggu lalu, Exel tiba tiba saja menghilang. Tidak ada yang tahu ke mana ia pergi, di mana dia sekarang? Dan apa yang terjadi.

Ya Tuhan... lindungilah dia... yang aku...

Cintai

Pov End

Bus yang mereka naiki mendarat di salah satu halte di luar kota.
Saira dan Hera bergegas turun, mereka kembali melihat alamat kucel yang masih Hera genggam.

" Kita masih harus berjalan sedikit lebih jauh. Aku akan memanggilkan taksi." Ucap Saira. Hera hanya mengangguk memijit pelipisnya yang terasa berputar, sudah 2 hari ia melupakan makanannya.
Beruntung, Saira mau membantunya.

Hera menatap Ke arah Saira yang tampak menunggu di sisi jalan, mencoba menghentikan beberapa taxi yang lewat. Terlihat jelas ia juga begitu mencemaskan Exel.

Hera menatapnya

Gadis itu tak hanya sangat cantik, dia juga begitu baik dan anggun. Bagaimana bisa dibandingkan dengannya?

" Hera, ayooo!!" Teriak Saira saat sebuah taksi berhenti tepat di depannya. Herapun tersenyum pucat lalu bergegas.

1, 3 jam mereka menempuh perjalanan darat untuk sampai pada alamat yang berada di dalam kertas. Semoga saja, Tuan Marteen masih tinggal di alamat itu.

Beberapa waktu kemudian

Taksi itu memasuki sebuah pekarangan luas, banyak pepohonan rindang, cemara yang tumbuh di setiap sisinya. Beberapa saat, Hera mencium aroma mawar yang menyengat. Benar saja entah ada berapa hektar taman mawar yang kemudian mereka temui, bunga bunga ratu itu seolah menyambut kedatangan mereka sampai pada...

" Waw!" Saira terpekik kagum melihat bangunan megah di depannya.

Baru dia sadari, jika itu benar benar rumah keluarga Marteen, betapa kayanya Exel. Mengapa ia harus menghabiskan banyak waktu di asrama?
Dia bisa saja hidup sebagai pangeran di tempat ini.

Tok tok tok

Hera mengetuk pintu kayu itu tak sabar. Air matanya seolah mendesak ke luar.

Tok tok tok

Sekali lagi pintu itu di ketuk kuat

" Hera sabaar!" Pinta Saira menenangkan.

" Permissiiiii apa ada orang!!!" Teriak Hera tak mendengarkan

Tok Tok Tok

Sekali lagi pintu itu di ketuk

" Pamaaaaaaaannn Martiiinnn, helloo apa ada orangg tolong buka pintunyaaaaaa! Pleaseeee!! Open the dooorr!!!!" Teriak Hera kuat. Ia hampir saja menangis, Saira bisa melihat, Hera benar benar sedih dan takut kehilangan Exel.

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now