Ikatan Batin

17.5K 1.4K 132
                                    

Pagi itu, Gaby mengangkat sebelah alisnya melihat Hera yang tampak sudah rapi dan berdandan di depan kaca bahkan sejak subuh tadi, lengkap dengan baju seragamnya

" Her, lo gak lagi kena step kan?" Tanya Gaby pada sahabatnya yang biasanya selalu telat kalau gak dia bangunkan.

Hera hanya tersenyum

Jika aku menyelamatkan Exel dan selalu berada di sisinya mungkin dia juga tidak akan melukai Gaby ( Masih curiga aja ni Hera )

Lagian apa kabar suamiku itu ya?
Gak nyangka kalau dia Emo.
Poin plusnya adalah...
Dia tumbuh dengan baik
Ganteng juga sih hehe perasaan waktu kecil gak ganteng ganteng amat - Batinnya

Hera kembali cengengesan membuat Gaby bergidik ngeri.

" Her, nanti kalau sudah dandannya jangan lupa letakkan maskaraku di tempatnya ya." Ucap Gaby lalu merapikan tempat tidurnya. Namun, saat ia hendak bergegas ke kamar mandi...

" Hiks." Terdengar suara Hera menangis. Dan benar saja,temannya yang tadi tampak cengengesan sendiri dari subuh itu sekarang malah menangkup wajahnya di meja tolet seraya terisak.

" Her, lo kenapa sih?" Tanya Gaby membelai punggungnya. Hera tak menjawab. Ia hanya terisak

Saat Gaby mengatakan maskara tadi...
Aku melihat bayangan mataku di cermin,
Lagi lagi mimpi itu membayangiku

" Kau masih punya ini kan?"

Kata kata kak Saira waktu itu... mungkinkah kecelakaan itu...
Dan mata yang kumiliki di masa depan adalah milik Emo? mata biru ini... apakah pemberian Exel?
Emo...
Gaby...
Dimasa depan aku...
Sendirian? Dan aku tidak menyadari justru malah membencinya?
Apa yang harus aku lakukan?

" Her, lo gak apa apa deh berantakin make up gw semuanya asal jangan sedih ya." Hibur Gaby. Hera menoleh lalu memeluknya erat

" Gw sayang sama lo beb." Isaknya membuat Gaby semakin menggaruk tengkuknya bingung. Cuma masalah maskara sampe seheboh ini?

***


Pagi itu, Hera tersenyum riang di sepanjang koridor sekolah. Membanyangkan betapa lucunya selama ini ia berprasangka buruk pada orang yang ternyata ... ekhm

memori saat ia memeluk Exel kemarin seolah membayang terus di benaknya. Gimana kalau satu sekolah tahu hubungan mereka berdua? Bisakah mereka menerima?

" Exel kemana ya?" Gadis bereragam SMP itu celingak celinguk ke kanan dan ke kiri.

Melirik ke arah arlojinya yang menunjukkan angka 06:30 pagi. Melangkah ke sana ke mari di ruang kelas 3 biologi kayak anak hilang.

Dejavu 2

Tapi...

"Suara apa itu?" Hera melangkah pelan ke arah ruangan kecil tak jauh dari kelas XII. Ruangan bertuliskan " Ruang Osis." Ia mengintip dari balik pintu yang sedikit dibiarkan terbuka.

" Saira aku gak bisa. Maafkan aku."
Mata Hera membulat dan hatinya memanas tanpa sebab saat melihat sosok yang ia cari tampak memegang pipi Saira lembut. Apalagi saat melihat gadis tercantik di sekolah itu memegang tangan Exel dan duduk berlutut di depannya sambil terisak

" Aku sayang sama kamu xel, aku ingin selalu berada di sampingmu. Aku cinta sama kamu, tolong jangan begini." ( ingat mimpi Hera waktu itu?)
Exel memalingkan wajahnya tak tahan melihat air mata di wajah Saira. Ada perasaan tercubit di hatinya melihat gadis itu menangis. Ia duduk di atas lututnya lalu menatap ke dalam mata gadis itu dan menghapus air matanya lembut.

SOUL HORROR  (True Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang