Depresi

11.1K 1.1K 180
                                    

Tok Tok Tok

" Sebentar! ( Teriak Hera seraya merapikan meja dapurnya yang berantakan) Exel bilang dia pergi selama 2 jam, tapi ini baru beberapa menit, kenapa dia sudah kembali?" Hera bergegas menyembunyikan kue kue yang berantakan di mejanya. Ia bertekad ingin membuat kue untuk ulang tahun Exel nanti. Tapi hasilnya seperti biasa, sudah bisa ditebak. Bervariasi mulai dari yang hangus, tidak berbentuk dan kue dengan ekspresi kesulitan identitas.

Ia berlari ke arah pintu, lalu membukanya pelan. Tapi...

" Kau?" Bola mata Hera membundar, wajah cantiknya berubah marah. Ia berusaha menutup pintu itu. Namun...

" Tunggu!" Dia menahannya.

Dan...

Brak

Pintu itu terbuka lebar setelah Hera terpelanting ke sisinya.
Ia menatap Andrian yang mengulas senyum lalu melangkah masuk begitu saja.

Klek

Hera tercekat, ia seolah susah menelan saliva saat kakak iparnya itu menutup pintu dan menatap ke arahnya. Wajah tampannya terlihat sangar dan menyeramkan bagi Hera.

Lebih tepatnya menakutkan

" Apa kabar adik ipar?" Sapanya membuat Hera gelagapan saat Andrian mengunci wajahnya di tembok, di antara kedua tangannya.

"  Apa maumu? K..au mau membunuhku sekarang? Hah? Kau mau membunuhku seperti kak Saira karna aku tahu niat busukmu kan?" Hera berusaha menatap Andrian sangar walau hatinya se menderita Hello Kitty kegencet Giant sekarang. Apalagi saat Andrian mendekatkan wajahnya lalu tersenyum dingin.

" Kenapa aku harus membunuhmu? Tidak akan menyenangkan jika tidak ada yang menangis saat Exel tiada kan?" Ucapnya tenang tapi terdengar menusuk. Hera meradang, tangannya mengepal. Ia hendak menampar Andrian tapi...

Apa daya, Andrian langsung menangkap pergelangan tangannya lalu menahannya di atas kepala Hera. Ia memojokkan gadis itu.

" Aku tahu kamu memang jahat! Aku melihatmu! Kau tidak bisa berbohong padaku." Ucap Hera memerah

" Oya? ( Andrian mengangkat sebelah alisnya ) mengapa kau tidak mengatakan.. apa yang kau lihat?"  Pemuda ini benar benar membuat Hera tertekan. Ia ingin berteriak tapi...

Apartementnya kedap suara.

" Kau ada di sana. Aku melihatmu, kau yang membunuhnya, kau yang membuat Exel menderita kau juga yang mengakhiri hidupnya di menara itu. Aku tahu semuanya dan aku berjanji aku tidak akan membiarkan itu terjadi!" Hera gemetar.
Andrian mengernyit mendengar cerita Hera. Mungkin ia merasa aneh, atau mungkin... gadis ini bisa melihat masa depan?
Atau mungkin dia mulai berhalusinasi? Alias gila?

" Apa maksud ucapanmu?" Andrian menarik lengan Hera kasar, lalu...

Brak

Ia mendorong Hera terjatuh di sofa lalu menekan tubuhnya di sana.

" Lepaskan bajingan! Jangan menyentuhku!" Teriak Hera berontak

" Diam atau kubuat kau menyesal! Ceritakan semua yang kau lihat! Buat aku mengerti apa maksudmu dengan berkata melihatku membunuhnya!" Ancam Andrian tepat di depan wajah Hera.

Maka dengan berat hati dan penuh Emosi, Hera pun menceritakan semuanya.

Tentang takdir yang mengikutinya dari masa depan

Tentang kematian Exel dan jeritan Arwahnya yang bertahun tahun terdengar

Tentang kematian yang mengerikan dan ketidak adilan yang menimpa suami tercintanya itu

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now