Pindah Tempat

14K 1.1K 196
                                    

" Lo sudah membereskan semua barang barang lo di sana kan?" Tanya Gaby yang tampak merapikan kardus kardus kecil di sekitar Hera.

" Eheem." Jawab Hera mengangguk

" Gw harus menyelesaikan administrasi dulu baru setelah itu gw bisa menyusul lo pindah ke apartement ini." Senyum Gaby memegang lembut pundaknya. Hera tersenyum pucat menatap sahabatnya

" Kamu gak perlu ikutan pindah Gaby, kita kan akan tetap satu sekolah. Aku hanya tidak tahan berada di sana saja." Ucapnya

Gaby duduk di sisinya lalu memeluk Hera hangat

" Lo yakin gak apa apa sendirian?" Tanya Gaby cemas. Hera hanya mengangguk lalu tersenyum hangat.

" Yasudah kalau gitu gw balik ke asrama dulu ya. Nanti gw bakal sering ke sini. Gw janji." Senyum Gaby mengecup kening Hera hangat lalu beranjak ke arah pintu. Herapun melambaikan tangannya pada sahabatnya yang kemudian menghilang di balik pintu itu.

Apartement mewah di depan Asrama..
Ya hari ini aku memutuskan untuk pindah
Tak tahan dengan gunjingan teman teman asrama
Tak tahan dengan cibiran mereka
Dan tak tahan untuk mengingat semuanya.

Hera menatap sekelilingnya lalu menarik napas panjang. Ia meraih sebuah kotak kecil yang dibungkus rapi bersama bungkusan kardus lainnya lalu mulai membukanya.
Matanya terasa panas saat melihat potret dirinya bersama Exel di sana.
Beberapa detik, ia terdiam.

Hingga...

Tok tok tok

" Apa Gaby ketinggalan sesuatu?" Batinnya beranjak ke arah pintu.

Dan saat membukanya...

Bola mata Hera membulat melihat siapa yang datang

***


Gaby melangkah pelan memasuki gerbang Asramanya, hari yang mulai gelap ia pikir bisa menutupi jejaknya. Peraturan Asrama Austine sangat ketat, tak ada yang boleh keluar dari sana lebih dari 2x dalam 10 hari dan itu harus dengan surat izin. Itu kenapa Andrian tidak memiliki alasan untuk menjenguk Exel saat itu.

Namun, saat ia hendak menutup pintu itu kembali,

Napasnya seolah tertahan saat melihat siapa yang tiba tiba berdiri di belakangnya dengan tangan di depan dada

" Bisa kita bicara?" Ucapnya yang tak lain adalah...

" Kak Andrian?"

Andrian tersenyum dingin.

" Ikuti aku!" Perintahnya. Dan Gabypun mengikutinya dengan langkah gemetar

Bagaimana cowok ini bisa berada di sini?- Batinnya

Sementara di sana

Apartemen Hera,

Gadis itu mematung menatap sosok di depannya, tanpa sadar bola matanya meneteskan air bening.
Rasa sedih itu kembali mengakar di hatinya.

Rambutnya?

" Bukankah waktumu sudah dekat Hera?? (Kata kata Andrian di dalam mimpi )

Dia... mengapa dia sangat pucat?

" Kau meninggalkan 1 benda yang berharga di sana Hera." Senyum Exel lalu membuka telapak tangannya, dan membuat hati gadis itu menjerit saat melihat kalungnya di sana

" Apa kau pikir dengan kata kata saja bisa memutuskan hubungan? Tolong biarkan aku masuk!" Pinta Pemuda itu.
Hera menatapnya getir, ia ingin sekali memeluk Exel seperti waktu kecil dulu dan menanyakan bagaimana kabarnya? Apa dia baik baik saja? Kenapa dia sangat pucat? Dan kenapa suaranya terdengar sangat lemah? Tapi... sekali lagi..

SOUL HORROR  (True Love)Where stories live. Discover now