Menuju Akhir

11.7K 1K 105
                                    

" Gaby!" Langkah Gaby terhenti saat seseorang memanggilnya. Suara yang membuat ulu hatinya bergetar sejak pertama mendengarnya dulu. Ia berbalik dan melihat sosok yang memenuhi pikirannya dengan cinta dan kebencian berdiri di sana.

Masih sama, dia selalu terlihat sangat manis, senyum yang mampu mencairkan hati siapapun yang melihat. Tapi, Gaby menepis semua perasaannya lalu menatap Exel dengan senyum dingin.

Kenapa dia di sini? Batinnya

" Adakah waktu untuk berbicara. Aku sudah lama menunggumu." Ucapnya yang jujur sedikit membuat getar di jantung Gaby. Ia mengangguk lalu membuka gerbang asramanya, melangkah masuk di ikuti Exel.

Apa yang akan Exel bicarakan hingga dia sampai menemui Gaby yang jelas jelas kemarin sempat menjebak dan mencelakainya?

***

Di tempat lain,

Andrian kembali melangkah ke ruangan yang sengat akan bau obat dan bunyi alat pendeteksi jantung yang terdengar semakin lemah saja.
Senyum pucatnya merekah saat melihat Saira tampak terbaring cantik di sana. Ia pun duduk di sisi Saira lalu memegang tangannya lembut.

Andrian tak sama seperti dulu lagi, dia benar benar terlihat pucat dan tak bersemangat sekarang

" Selamat Sore!" Ucapnya seakan akan Saira bisa mendengarnya

" Aku tahu kau bisa mendengarku. Entah berapa banyak rasa sakit yang kau tanggung percayalah, aku juga merasakannya." Bola mata Andrian mulai memerah, digenangi air bening yang mendesak jatuh. Ia mencium tangan putih Saira lembut membiarkan gadis itu merasakan tetesan air matanya yang benar benar menyesakkan.

Flashback 9 tahun yang lalu

" Hai aku Saira, Saira adam. Kamu Andrian kan?" Gadis kecil itu tersenyum ceria mengulurkan tangan pada dia yang sejak tiba di Austine selalu berdiam sendiri.
Di sisinya terlihat anak kecil bermata lebar dengan senyum mengembang dan rambut blonde yang sama, "Exel"

" Andrian." Jawab Andrian tanpa menatap bahkan tak menjabat tangannya.

" Aku Exel." Giliran anak kecil bermata lebar itu yang mengulurkan tangan
Membuat Andrian terdiam sejenak menatap,

Adek- Batinnya
Syukurlah kau sehat

Andrian menangis mengingat itu semua. Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Dan gadis yang sejak kecil selalu tersenyum itu. Kini terbaring tanpa asa bahkan tak mampu menggerakkan kelopak matanya

" Aku sakit Sairaaa... rasanya sangat menyakitkan dan aku tidak bisa menangis di depan siapapun. Aku sakittt..." Andrian terisak

Ada masa di mana seorang pria bisa benar benar meneteskan air matanya

Saat dia menyesal dan saat dia merasa gagal.

Ia kembali menatap wajah cantik Saira yang pasi. Perlahan, Andrian berdiri dari duduknya lalu mengusap rambut halus Saira lembut. Ia berbisik di telinga Saira

" Aku menunggumu. Setidaknya sekali lagi bukalah matamu dan katakan, apakah kau sudah memiliki rencana untuk menyukaiku? Saira, (Andrian mendekati wajah Saira lembut lalu perlahan, ia mengecup bibirnya pelan ) I Love You." Bisiknya

SOUL HORROR  (True Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang