#21. Hiks

8.2K 644 321
                                    

Votemen yah:) biar yang baca berkah, dan yang nulis bahagia.

*Awas Typo*

oOo

Sebelumnya.

Chup!

Jungkook membulatkan matanya tidak percaya.

Ini!?

Bibirnya tengah mengecap bibir basah nan lembut milik Yoongi. Ya, Yoongi sedang menciumnya dengan lembut.

Bukan hanya mencium, Yoongi bahkan berani menyesap bibir miliknya.

Jungkook hendak melepas tautan bibir keduanya, namun hal itu terhenti kala netra tajam miliknya bisa melihat dengan jelas air mata yang bahkan terus mengalir dari kedua mata Yoongi yang tertutup.

Ya, Yoongi sedang menciumnya dengan berurai air mata, bahkan gerakan bibirnya pun terkesan serampangan, dan Jungkook tiba-tiba semakin merasa bersalah.

Tapi--

"Kau, hiks.....kau bahkan tidak membalas ciumanku? Haha."

Jungkook terdiam miris kala melihat Yoongi terkekeh setelah menciumnya barusan. "Hyung--"

Yoongi mengangguk, "Aku mengerti. Dari ciuman tadi semuanya sudah jelas. Aku mengerti, bukan aku yang ada dihatimu kini, bukan aku hiks...dan aku akan berusaha untuk menerimanya. Kau tau, mungkin ini akan lama, tapi aku pasti, aku pasti akan melupakanmu hiks.....Jungkook maafkan aku."

Greep!

"Ne, gomawo, Yoongi hyung. Bagiku kau bukannya tidak berarti. Bagiku kau adalah cinta pertamaku. Kau yang mengajarkanku rasa sakit, meskipun itu sangat tidak menyenangkan, tapi aku berterimakasih untuk itu, Yoongi hyung."

"Hiks.....ne, Jungkookie."


***

Pukul 22.00 adalah waktu yang dimana semua orang sedang terlelap dalam tidurnya. Namun hal ini tidak berlaku bagi namja cantik yang tampak gusar dalam duduknya.

Piama tidur yang membalut tubuh berisinya pun kusut karena ia remas sedari tadi. Dan mata kucingnya terus saja fokus ke arah pintu padahal TV di rungan ini menyala dengan keras.

Si cantik itu menggigit bibirnya kalut, entah sudah berapa lama dia duduk di ruangan ini menanti seseorang. Namun orang yang dinanti itu tidak kunjung datang.

Tangan lentik yang terbalut cincin pernikahan itu meremas perutnya dengan pelan, itu pertanda jika sang empunya tengah gusar saat ini.

"Kookie, kau dimana, eoh? Kenapa kau belum pulang? Apa kau hiks....apa kau berniat meninggalkan ku? hiks....Kookiee."

Taehyung lelah, dia sudah lelah menangis sebenarnya.

Tapi kenyataannya ini membuatnya tidak memiliki pilihan lain, hatinya tengah gusar saat ini dan menangis adalah jalan agar perasaannya lebih baik.

Jungkook-nya. Kookie-nya belum kembali. Jungkook belum kembali dari tempat Yoongi. Lalu apa yang bisa Taehyung lakukan. Si cantik itu hanya bisa meraba, hanya bisa merasakan, dan menerima.

Keputusan ada ditangan Jungkook.

Lalu, jika begini apakah artinya Jungkook lebih memilih bersama Yoongi hyung? Jungkook memilih untuk meninggalkannya begitu? Semua pertanyaan itu terus saja berputar dibenak Taehyung, dan membuat raut cantiknya diliputi kekhawatiran yang mendalam.

Pukul 22.30, Taehyung mendesah kecewa saat melihat pintu keluar tidak ada tanda-tanda orang masuk.

Si cantik itu lelah, Taehyung lelah, perutnya mual, dan kepalanya pusing, ditambah lagi matanya yang membengkak karena terlalu banyak menangis. Taehyung ingin istirahat, tapi dia juga ingin melihat Jungkook pulang. Dia tidak bisa tenang sebelum melihat Kookie-nya.

KookV Family (END)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora