Prolog

1K 293 131
                                    

Daisy


Di depan meja belajar, aku sibuk menyelesaikan banyak soal Fisika. Berkali-kali aku diajarkan, tetapi aku tak kunjung mengerti.

"Ini salah." Kakak mencoret buku di tangannya dan membenarkan semua soal yang salah.

"Pulang sekolah baca lagi ini, Daisy pelajarin dan bandingkan dengan jawaban yang sebelumnya. Kalau ada yang gak ngerti bilang kakak." Kakak mengembalikan buku milikku. Tak ada lelahnya kakak mengajarku.

"D-Daisy nggak bisa, kak."

Kakak malah tersenyum kecil lalu mendekatkan kursinya padaku.

"Siapa bilang? Daisy pasti bisa! Kalau mau belajar," Kakak mengusap kepalaku. Ia tak menyadari jika setiap partikel tubuhku rasanya seperti ingin melesat tinggi.

Hampir setiap malam kakak mengajarku. Terkadang, saking lambatnya otakku kami jadi kehabisan waktu istirahat kami. Aku hanya bisa menyusahkan orang lain.

Kakak memperhatikan wajahku, ku rasa dia tahu aku bosan dengan semua ini.

"Ingat ya, Daisy pasti bakal bisa! Daisy itu sebenernya pintar," Tuturnya dengan penuh penekanan.


○○○

Kakak sangat baik. Hanya dia seorang pelindungku.

"Aku rasa, aku mencintai kakakku."

"Apa?! Benarkah? Kamu tidak bergurau Daisy?"

Aku tetap diam. Sahabatku terkekeh lalu merangkulku dengan semangat.

"Ah, Daisy! Kau sudah besar ya."

Dia tak melarangku, katanya tak apa sekadar mengaguminya. Asal tidak berharap lebih.

○○○

Aku Daisy Derwenta. Posesif, celingus, dan pelasi adalah ciriku. Tidak ada yang bisa dibanggakan dariku.



BRUK...

Aku tersungkur dengan memar di sekujur tubuhku. Sedangkan mereka tertawa dan merasa puas dengan perbuatannya.

"Hei! Bangun dungu!" Dia menendangku dengan sebelah kakinya.

"Ku mohon hentikan."

Diambilnya sewadah air dan menyiramkannya padaku. Seragam dan rok milikku jadi basah. Aku hanya merunduk dan menutup mataku. Ku tahan semua air asin yang berusaha mengalir keluar.

BRAK...

Seorang gadis seusiaku membuka pintu toilet. Dia menatapku nanar, diteguk air liurnya.

"Hei, ada apa ini?" Tanyanya.

"BUKAN URUSAN MU! Keluar!" Bentaknya.

"T-tapi..."

"TAPI APA?!"

"Daniel menyuruhku membawa Daisy ke kelasnya." Jelasnya gentar.

Mereka tersentak. "Baiklah..." Seorang dari pemimpin kelompok itu menghampiri Yuuki dan berbisik padanya.

"Tutup mulut soal ini atau kau akan dalam masalah!" Yuuki mengangguk dan segera membantuku berdiri untuk beranjak.

Ternyata kakak tidaklah memanggilku, itu hanya kebohongan Yuuki. Dia berusaha menolongku tanpa membuat pertengkaran. Yuuki paling benci pertengkaran. Namun bukan berarti dia lemah dan tak dapat naik pitam.

Yuuki adalah teman pertamaku dan satu-satunya. Dia paling pintar dan cantik di sekolah menengah ini.

Kakak siswa menengah akhir kelas XI di yayasan yang sama denganku. Sekaligus siswa jenius yang menjuarai berbagai perlombaan. Di sekolah kakak sibuk belajar dan belajar. Hanya istirahat pertama aku bisa menemuinya. Itupun jika dia memanggilku, jika tidak dipanggil aku tidak boleh datang. Keesokkan harinya aku menghampiri kakak.

"Nggak usah pakai saus ya." Katanya sembari mengeluarkan selembar uang.

Aku senang bisa bertemu kakak dan berbincang sedikit di kelasnya. Melihat banyaknya orang yang sedari tadi memperhatikan kakak membuatku canggung.

Kakak orang yang ambisius dan berkharisma, banyak gadis yang menyukainya. Namun tak seorangpun pernah di pilihnya, hanya aku seorang yang paling dekat dengannya.

Terkadang aku menghabiskan waktu istirahat pertamaku hanya dengan membantu kakak membelikan makanan dan memandang wajah kakak yang hanya berfokus pada buku atau kegiatan menulisnya.


"Tangan Daisy kenapa?" Tanya kakak dengan mata yang masih membaca ringkasannya.

Aku sebenarnya ingin mengadukan perbuatan temanku pada kakak. Namun aku tidak mau membebani siapapun lagi. Cukup sibuk kakak belajar dan merawatku dirumah. Biar ku tanggung sendiri permasalahanku.

"Ini... Daisy jatuh di koridor."

"Oh"

Jawaban singkat itu pertanda jika kakak ingin sendiri dan aku kembali. Kakak kurang nyaman dengan kehadiranku disaat ia sibuk belajar.

Aku memahaminya. Kakak pasti jenuh sepanjang hari berjumpa denganku haha.

"Balik sana. Waktu istirahat mau selesai."


-----------------------------------------


Haloo semuaaa!

Aku ini baru pertama kali bikin cerita wattpad lho!

Jadi maap ya untuk gaje atau typo dimana-mana. Saran dan comment di tunggu ya guys.

Jangan lupa vote ya!
Makasih semuaaa...

Kinji Rareta AiWhere stories live. Discover now