● Chapter 5

263 156 37
                                    

Daniel

Dugaanku salah. Orang tua kami belumlah kembali. Kami segera masuk, aku membawa Daisy dan merebahkannya ke ranjang. Aku mengambil selimut untuk melingkupinya.

Yuuki memperhatikan kami dari belakang. Seulas senyum tipis terpapar di wajahnya.

"Em... Kau tidur disini atau di kamar tamu?" Tanyaku.

"Disini saja."

"Baiklah, ini selimutmu. Selamat malam." Aku menutup pintunya.

Yuuki sudah sering berkunjung kemari. Tapi ini pertama kalinya dia menginap dan mendapat perhatian dariku.

Sejujurnya dulu aku kurang suka saat ia bermain ke sini dengan Daisy, walau hanya untuk sekedar bercakap-cakap atau belajar bersama Daisy.

○○○

Daniel

Saat mentari baru terbit, aku bergegas mandi. Karena hari ini hari minggu aku berencana olahraga sebentar. Sebelum pergi aku mengecek keadaan adikku.

Aku melihat Daisy sudah setengah sadar. Ia sedang tiduran sambil menonton acara televisi. Namun aku tak melihat kehadiran Yuuki.

"Daisy," Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya.

"Kakak..." Mata Daisy segera berkaca-kaca melihatku.

"Daisy minta maaf, hiks. Daisy janji gak akan pergi lagi... hiks... maaf kak!"

Ia menangis di hadapanku. Aku tahu dia mengerti. Aku tahu dia akan pergi jika mama dan papa sudah kembali. Aku yang memintanya, dan aku sama sekali tidak membatalkannya.

Daisy selalu saja menangis. Aku hanya mengelus kepalanya.

"Mereka benci Daisy kak. Kalau Daisy tinggal sama mereka... Daisy takut."

"Udah Daisy jangan nangis. Daisy ngapain sih, ke orang itu segala?! Daisy juga gak minta izin kakak dulu."

"Daisy mau minta dia untuk bilang dan kasih buktinya ke ketua yayasan kalau kita gak berbuat kasus."

"Sudah. Jangan nangis lagi. Daisy baru bangun. Daisy nggak apa-apa?" Tanyaku.

"Daisy masih pusing kak"

Aku mengambil kotak obat dan memberikan obat sirup pada Daisy. Daisy tidak dapat menelan obat tablet, karena takut tersedak katanya. Aku menuangkan obatnya pada sendok dan menyuapnya masuk hingga ia telan.

"Yuuki dimana?"

"Yuuki di dapur. Tadi Daisy lapar. Jadi Yuuki mau masakin Daisy."

Ya, Yuuki rajin dan dapat diandalkan. Dia pantas menjadi sahabat Daisy. Aku pamit dan melakukan rutinitasku sebentar.

○○○

Daniel

Setelah kembali aku mendapati kedua orang tuaku sedang bergerumul dengan Yuuki di meja makan. Sarapan sudah tersedia di atasnya.

"Daniel! Akhirnya kau kembali nak." Kata papa. Mereka menyapaku dengan pelukan hangat.

Aku sangat rindu dengan mereka. Aku hanya dapat bertemu mereka sebulan sekali. Aku duduk dan saling bertukar cerita dengan mereka. Karena asiknya aku melupakan Daisy. Aku tak memanggilnya keluar.

○○○

Daisy

Aku mengintip sebentar. Aku melihat kakak tertawa dengan mereka yang memberi rangkulan untuknya. Aku iri, mereka bahkan tak menanyakan apapun tentangku. Aku lekas menutup pintu dan menguncinya.

Kinji Rareta Aiحيث تعيش القصص. اكتشف الآن