● Chapter 31

106 11 14
                                    

Dalam koridor rumah sakit yang sunyi, Hana berlari kencang untuk menjumpai Darrel. Dia bertanya pada staf yang ada disana, tapi mereka semua tidak tahu dimana Darrel. Siapa saja pasti tahu jika Darrel selalu sibuk dengan banyak hal, itulah alasan Hana sulit menemui Darrel.

Hana sudah sangat geram. Dia ingin langsung menelpon polisi untuk menyelidiki kebenaran niat pembunuhan berencana pada Will. Tapi sebelum itu, Hana akan memberitahu Will kejahatan yang tersembunyi dari rumah sakit ini.


"Will!" Panggil Hana usai membuka kasar pintu kamar temannya. Will pun menoleh. Terlihat sudah matanya yang sayu dan menghitam seperti panda karena faktor insomnianya.

"Ini gawat, ternyata alasan penyakit kamu semakin parah adalah Darrel! Dia telah berniat membunuhmu perlahan dengan komposisi obat yang salah. Lihat, aku punya hasil analisa obatmu."

Hana menyodorkan secarik kertas di dalam amplop. Tapi Will malah tetap terdiam dengan sorot pandang kosong.

"Will! Lihat!" Hana membukanya dan menunjukannya di depan mata Will.



Namun Will malah mencekal tangan Hana dan membuang muka.

"Lupain."



"Apa?!"

"Kamu tidak bisa diam saja! Kamu harus segera pindah dari tempat ini dan aku akan membuat laporan tuntutan pada Darrel dan rumah sakitnya!"

"Jangan, Yuuki." Larang Will dengan kalimat penuh penekanan.

"Kamu bodoh Will! Otakmu pasti sedang bermasalah karena dosis amfetamin itu!"

"Berisik, buat apa pindah rumah sakit? Buat apa tuntut Darrel? Semua itu sia-sia. Karena jelas gua bakal mati disini!"


Hana segera merapat dan menarik wajah Will.

"Jika kamu bicara begitu lagi, aku akan menamparmu!"

"Itu benar, Yuuki. Jangan naif. Gua gak mau lu berlagak sedih begini. Lu harus siap hati dari sekarang!"

"Jika kamu mati. Aku tetap akan menuntut Darrel dan menghancurkan kariernya!"

Will tertawa hambar, tapi mata paraunya malah semakin sembab. "Ini jelas bukan urusan lu, Yuuki. Makasih karena udah cemasin gua, tapi tolong jangan ikut campur dalam masalah ini lagi."

Yuuki mematung dan mundur selangkah dari tubuh Will.

"Ini semua karena Darrel yang adalah keluarga satu-satunya Daisy, kan? Kenapa kamu menjadi pria rapuh dan lemah seperti ini Will?! Sejak bertemu Daisy kamu jadi sering melakukan hal bodoh yang merugikan dirimu sendiri! Apa kamu tidak sadar dengan sikap gilamu?!"

"Yuuki, Daisy gak ada sangkut pautnya. Jantung ini semakin gagal fungsi sejak 10 tahun yang lalu. Alasan gua nyerah karena gua yakin bakal segera mati."


Will menepuk kursi yang ada di samping ranjangnya.

"Makanya sekarang jangan sia-siain waktu. Mending kita cerita-cerita kan? Nanti lu bakal kangen sama saat-saat ini, lho!"


Detik seperti inilah yang membuat Hana ingin meneteskan air mata. Sebab Will sudah seperti bagian dari hidup Hana. Sesuatu yang hilang meninggalkannya... lalu kembali disaat ia kesepian dan membutuhkannya.

Hana dibesarkan untuk meneruskan perusahaan papanya. Tapi ketika papanya meninggal, dia sama sekali tak dapat menangani bisnis itu. Hingga karier yang telah dibangun oleh kerja keras ayahnya terkuras habis. Will lah yang menolong kelanjutan peninggalan papanya. Dia menawarkan kerjasama pada Hana. Dari situ hubungan mereka mulai tumbuh bersamaan dengan setitik perasaan lain.

Kinji Rareta AiWhere stories live. Discover now