● Chapter 4

300 162 70
                                    

Daisy

Dia menengadah padaku. Tak ada sepatah kalimat pun terucap. Kawanan liarnya melirikku, lalu menyenggol pelan Will dengan pringas-pringis seakan ada hal lucu.

"Itu cewek panggilan lu bro? Selera lu bocah ingusan gini?"

"Haha"

Mereka tertawa melihat diriku. Entah apa yang aneh dariku.

Will terheran-heran melihatku. "Apa?"

"Aku mau bicara!"

"Langsung aja."

"Di luar!"

"Gak."

"Tapi aku sudah jauh-jauh kesini. Tolong luangkan waktu sebentar. Aku mohon."

Aku tak bisa berbuat apapun lagi selain memohon. Ia bukanlah tandinganku, aku tak dapat memaksa dia.

Aku tak ingin menangis. Sungguh! Tapi mataku tak dapat berkompromi. Dengan mata menyipit aku terisak.

"Aku mohon! Aku janji tidak akan mengganggu mu lagi. Hanya kau yang dapat membantuku."

Teman-temannya tambah terbahak-bahak. Salah satunya menyuruhku duduk, tapi aku tak ingin membuang waktu jadi aku menolaknya. Orang itu terus saja memaksaku bahkan sampai menarik kasar lenganku. Aku terkejut dan lekas mendorongnya sehingga ia menabrak meja.

"K-kau baik-baik saja? Maaf kak." Aku lekas membantunya bangkit berdiri.

"Aku tidak bermaksud untuk membu-"

Ia menarik dan membantingku hingga aku terjuntai. Tangan kekarnya mencekik leherku hingga aku kesulitan untuk bernafas.

"Akhh... Tolong le-pas." Aku meronta-ronta namun tetap tak dapat terbebas darinya.

"Will... Siapa gadis ini huh? Gua boleh kan?" Orang itu menatap Will.

Tatapan mata Will berubah menjadi lirikan tajam yang menyeramkan. Ia bangkit berdiri dan menyuruh temannya mundur.

Ia melangkah menghadapku. Aku melihat wajahnya yang muram. Tata rambutnya sangat berantakan. Matanya hitam seperti panda. Mimik wajahnya terlihat seperti sangat banyak pikiran.

Ada apa dengan dia?

Ia memberiku waktu untuk mengambil oksigen. Namun tak lama kemudian ia menyekapku dengan tangannya. Senyuman kecil terlukis saat melihatku meronta dan menangis. Diambilnya botol alkohol di atas meja, lalu menyonggokkannya masuk ke dalam mulutku.

Aku dipaksa menenguk seluruhnya. Minuman itu sampai mengalir ke leherku akibat mulutku tak dapat menampung kapasitas air. Lepas itu aku merasa sangat pusing. Ia menarik tanganku dan menyeretku menuju suatu tempat.

○○○

Daniel

Waktu kami sudah sampai di rumah Will, suasana menjadi tegang karena tidak adanya kehadiran Daisy disini.

"Daniel, bagaimana ini?!"

"SIAL!" Aku menendang gerbang besar di depanku.

Yuuki mengeluarkan ponselnya dan menelfon kontak Will. Ia menarik nafasnya sebelum angkat suara.

"H-hallo, kak"

"Hm?"

"Kakak dimana? Boleh aku ketemu kakak sekarang?"

"Yuuki... Bawa Furi."

"E-eh, oke. Kakak tapi lagi dimana?"

"Rexy."

Kinji Rareta AiWhere stories live. Discover now