● Chapter 13

179 72 37
                                    

Suasana yang diliputi kehangatan dan keakraban mulai berubah. Atmosfer di kamar Daisy seolah memanas ketika Daniel berseru pada adiknya dengan penuh emosi.

"Jadi Daisy yang racunin Yuuki?!" Tuduhnya.

Daisy tersentak, sungguh heran mengapa mendadak sang kakak menuduhnya.

"A-APA? Daisy nggak mungkin lakuin itu!"

"Jangan mengelak Daisy! Kalau Daisy jujur kakak gak akan marah!"

"T-tunggu! Kenapa kakak tiba-tiba membahas hal ini? Jangan-jangan
k-kakak..."

"Omong kosong tadi hanyalah sebagai jebakan untuk orang busuk yang tega mencoba membunuh sahabatnya sendiri!"

Daisy sunguh terbelalak, hatinya terasa tertusuk oleh beribu jarum.

"A-apa? Ja-jadi kakak bohong?! Ternyata semua pertanyaan tadi itu cuma alibi?! Ka-kak..." Daisy tak dapat melanjutkan kalimatnya, nafasnya tercekat tak kuat menghadapi rasa sakit di dadanya. Air mata mulai membilas pipinya.

"KAULAH YANG MERACUNI YUUKI KARENA CEMBURU DAN IRI PADADANYA! MENGAKULAH!"

Daniel menarik kerah piyama Daisy. Daisy yang merasa sangat kecewa mulai kesal.

"CUKUP KAK! DAISY MEMANG CEMBURU DAN IRI SAMA YUUKI... Tapi... DAISY GAK MUNGKIN BERBUAT BEGITU! Hiks... Kenapa sih kakak selalu menuduh Daisy?!" Daisy mendorong Daniel jauh-jauh, karena tak dapat mengontrol emosinya lagi Daniel mulai berbuat kasar untuk pertama kalinya.

PLAK

Ditamparnya Daisy dengan keras. Daisy terhempas dan tak sanggup berdiri. Dia menabrak tempat sampah mini di kamarnya, dari situ menggelinding botol kecil yang bertuliskan toxic, Daniel tahu itu artinya racun.

Daisy berusaha tetap sadar. Sementara itu kakaknya mengambil botol tadi.

"INI APA, HUH? INI RACUN DAISY! INI RACUN! JELAS BOTOL INI DI KAMAR MU!!! DASAR PEMBUNUH!" Makin berapi-api kakaknya. Dia sudah tak pikir panjang untuk bermain tangan dengan adiknya.

Dia mencengkram rahang wajah Daisy dan membanting tubuhnya. Dalam menyiksa Daisy, bukan hanya Daisy yang terisak tapi Daniel juga menangis. Tentu ia masih merasa bersalah melakukannya. Dia juga menangis membayangkan apa jadinya Yuuki karena ulah adiknya.

"Ka-kak... Sa-sakit, tolong h-hentikan." Lirihnya terbata-bata. Air matanya sudah bercucuran melimpah.

Aku sudah sering diperlakukan seperti ini. Tapi jika kakak yang melakukannya, terasa lebih menyakitkan. Terlebih hatiku.

Melihat Daisy yang sudah pucat dan setengah sadar, Daniel menghentikan ulahnya. Dia pun sudah lelah dan tak sanggup hati lagi. Dia sangat membenci sosok bonekanya.

Pagi buta itu juga, di hari yang merupakan hari spesial bagi Daisy, Daniel meninggalkan rumah. Ia muak atas perbuatan Daisy.

○○○

Pagi harinya Daisy bangun, betapa paraunya ia saat mengingat kakaknya telah meninggalkannya. Hatinya sangat terluka, ia menangis sepanjang hari.

Ia masih tidak mengerti kenapa kakaknya sampai hati menuduhnya. Dia pun tidak tahu siapa yang mencelakai Yuuki. Jelas bukan dirinya.

○○○

Daniel

Diam membeku meratapi tubuhnya yang tertidur. Semalaman aku menjaga Yuuki. Aku merasa bersalah, sangat bersalah! Sebab secara tidak langsung Yuuki telah menderita karena aku.

Aku terus mengenggam tangannya, benakku hanya tertuju pada sosok terkasihiku.

○○○

Di kamar, Daisy mengurung dirinya. Dia tidak mau makan dan terus saja menangis.

Kinji Rareta AiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin