● Chapter 6

267 147 37
                                    

Daisy

Usai perang dingin diantara Yuuki dan kakak, aku memperoleh kepercayaan kakak untuk dapat menjadi lebih baik di tempat ini dengan bimbingan Yuuki.

Yuuki memanduku melakukan segalanya. Aku begitu ceroboh, seluruh pekerjaan yang ku lakukan malah bertambah berantakan. Namun Yuuki menghadapinya dengan besar hati.

○○○

Daniel

Daisy belum belajar di sekolah lagi. Ingin mendaftarkan Daisy di lain sekolah, namun aku masih mengharapkan Daisy kembali ke sekolah semula dan aku hanya terus berfikir caranya ia kembali.

Sekolah ini adalah kunci ia memperoleh pantauan dariku. Jika tak satu sekolah aku sangat cemas ia melakukkan pelanggaran lagi.

Hampir setiap jam istirahat aku bertemu Yuuki di taman belakang sekolah. Oleh karena itu tersebar berita kosong yang mengira aku menjalin hubungan dengan Yuuki. Sesungguhnya tak ada apapun diantara kita, dia hanya membantu aku dan Daisy.

"Tidak baik terus membiarkan Daisy tak sekolah. Meskipun aku sudah tekun mengajarinya setiap hari namun ia tetaplah harus bersekolah karena ia sudah memasuki kelas ujian." Lugas Yuuki.

"Aku paham."

Yuuki menoleh menghadapku. "Ada apa?"

"Aku... Tak tahu harus berbuat apa. Ketua yayasan tak mendengar permohonan orang tua kami. Ini semua karena bajingan itu!"



"Aku sangat kecewa. Andai kamu tahu perasaanku saat mendengar kejadian Daisy dengan Will. Rasanya sangat menusuk." Dia tersenyum dengan mata yang mulai sendu.

Aku mengerti maksud Yuuki. Aku dapat dengan mudah membaca isi pikirannya.

"Sejak kapan kau mengenal Will?"

"Sudah lama. Dia dulu adalah tetanggaku. Dia baik hati, dermawan dan lembut. Tapi beranjak sekolah menengah dia pindah rumah. Kini kita dipertemukan lagi dan kini sifatnya berbanding terbalik dengan dahulu."

"Kenapa kau menyukainya?" Tanyaku yang membuat ia terdiam seribu bahasa.


"Dia teman pertamaku. Aku pun jauh lebih mengenal Will daripada adikmu."

"Apa yang terjadi dengannya? Dia bahkan menyerang dan menyiksa kau dan Daisy tanpa alasan yang logis. Kau yakin dia masih menjadi teman pertamamu yang lembut? Kau yakin tidak salah menunggu orang macam dia? Aku merasa tergelitik ketika kau dengan bodohnya berpura-pura tabah dan setia. Kau hanya jenius pada pelajaran namun tidak dalam tindakan, karena Will kau serupa orang bodoh saja."

...

Bahu Yuuki bergetar, isak pelan menyertai suaranya.

"TIDAK! Aku tak mau! Aku tak mau mengingatnya lagi! Aku benci dia!"

Sebelah tanganku membelai punggungnya.

"Bagus. Itu lebih baik."

○○○

Daisy

Aku sungguh bosan berdiam di rumah ini. Kebetulan Yuuki dan kakak sedang bersekolah, tak ada penjagaku. Aku memutuskan keluar rumah.

Tentunya bukan untuk menemui Will. Aku sudah kapok bertemu dengannya. Dia seperti menderita gangguan mental. Aku hanya ingin bersenang-senang dengan buku gambarku.



Setelah naik kereta, aku berjalan kaki menuju hamparan lautan indah yang berwarna biru. Aku terdiam di jembatan penghubung kecil ini.

Jembatan ini sudah berkarat dan tidak bagus lagi, tapi masih aman bagiku. Aku suka tempat ini karena sepi dan asri.

Kinji Rareta AiWhere stories live. Discover now