● Chapter 11

187 79 33
                                    

Siang menjelang, Daniel dan Yuuki melalui lintasan pejalan kaki. Mereka sudah berkelana menghabiskan waktu. Setelah sampai rumah Daniel, mereka menghabiskan makanan yang dibelinya sambil menonton acara science favorite mereka. Tanpa Daisy, karena sosoknya pergi sedari tadi entah kemana membeli puding karamel untuk Yuuki. Sebagai hadiah permohonan maaf karena telah cemburu dan mendiamkannya. Ia berniat berdamai.

"Papa bilang aku harus melanjuti sahamnya. Tapi aku suka mikroba bioteknologi, khususnya yang konvensional. Aku bilang ingin menjadi pengusaha yoghurt tradisional. Tapi papa malah memukulku dan melarangnya." Tutur Yuuki yang membuat kekasihnya tertawa.

"Haha... pantas saja papa melarangmu! Usaha macam apa itu? Hahah. Kalau seperti itu sih tak perlu pendidikan tinggi. Cukup lulusan SMP, yang penting mengerti tahap prosesnya." Gelak tawa membara dari Daniel.

"Tapi usaha itu cukup menyenangkan! Bagaimana denganmu Daniel? Kalau sudah besar nanti kau mau jadi apa?"

"Hmm... Dokter?"

"Wah, Keren sekali! Cocok dengan kepribadianmu. Jadi itu alasanmu masuk jurusan IPA?"

Daniel memalingkan bola matanya. "Entahlah, aku masih tak punya tujuan. Aku hanya ingin dapat bermanfaat dan membahagiakan orang sekitarku."

"Tak perlu jadi dokter atau profesi berjabatan tinggi, kau tetap akan membahagiakanku. Sampai besar nanti aku akan menerimamu apa adanya."

Daniel tersenyum kecil. "Kau masih kecil! Tak perlu bicara seperti itu. Terlalu manis untuk di dengar."

Yuuki menyengir gemas, "aku serius. Aku tidak sabar menjadi dewasa! Setelah bekerja, aku akan menikahimu!"

Daniel semakin tertawa ringan melihat antusias dari Yuuki.

"Mana ada wanita yang menikahi lelaki haha,"


Yuuki perlahan mendekat dan merapat pada dada bidang kekasihnya. Matanya yang indah membuat Daniel terfokus padanya.

...

"Kalau begitu, nanti kau yang menikahiku." Tegas Yuuki dengan kokoh.


Mulanya Daniel terkekeh, tapi ketika melihat kesungguhan niat Yuuki ia menciptakan kesunyian singkat.

Bukan, sunyi yang cukup lama berlanjut.

Sunyi itu terbentuk karena dengan perlahan Daniel membungkuk dan menurunkan kepalanya, untuk mengecup pipi pualam gadis di hadapannya yang sudah serupa kepiting rebus.


Tak lama Daisy datang, tapi ia tak menyaksikan aksi kakaknya. Dia hanya melihat mereka menonton bersama.

 Dia hanya melihat mereka menonton bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bukan, Daniel sudah tertidur pulas. Kepala Daniel bersandar pada gadis di sampingnya, membuat hati kecilnya terkikis.

○○○

Kinji Rareta AiWhere stories live. Discover now