● Chapter 35

135 11 4
                                    

Sekarang sudah jam satu pagi. Hutan ini sangat gelap gulita. Tak ada taburan bintang diatas langit. Pohon pinus memenuhi tanah. Ada pula kabut yang menghalangi indra penglihatan.

Dalam sebuah gubuk nan tersembunyi, Daisy menjerit dibalik kain penutup mulut. Sebab pembunuh bayaran itu mencoba merenggut isi perutnya.

Begitu pula dengan Darrel. Otaknya seakan ingin pecah dan jantungnya berdetak sangat cepat. Semurka apapun Darrel, ia tak dapat berbuat sesuatu lagi. Dia sudah kalah telak dalam taktik Eve.

Eve mendekati Darrel dan menonjoknya berkali-kali. Satu lensa kacamata Darrel dibuatnya retak dan tak berfungsi. Mulut dan hidung Darrel sudah dipenuhi darah kental yang tak berhenti mengucur.

"Bagaimana rasanya, hah?"

Darrel terdiam dengan tatapan kosong. Dia hanya berharap Daisy dapat bebas dan melanjutkan hidupnya.

Ia mengulang waktu dalam ingatannya.  Runtutan memori memberinya satu kesimpulan.

Ia telah mengubah takdir.

Seharusnya Daisy sudah meninggal.Hector masih hidup. Eve tidak sakit jiwa. Dan Will,

Tidak sekarat.


Besok adalah hari pernikahan aku dan Daisy.
Namun, akan batal karena kematian kami.


Pembunuh itu mengacungkan pisaunya dan mengarahkan pada Daisy.

Tetapi sebelum menusuk Daisy. Suara bising terdengar dan pria di hadapan Daisy telah tumbang dengan kepala yang tertembak.

Keadaan menjadi gaduh. Peluru berterbangan di mana-mana. Eve langsung tergesa-gesa beranjak.

Ada apa ini?

Darrel membulatkan matanya. Dia melihat Will melepaskan lilitan tali di tubuh Daisy. Walaupun terlampau pucat namun Will masih bisa berdiri. Dia menilik tubuh Daisy dari atas sampai bawah. Tidak ada yang luka kecuali sedikit lebam di rahangnya.

Ekspresi Daisy terkejut. Tak sepatah kalimat pun dia lontarkan.

Daisy menoleh pada Darrel. Dia berlari kecil menghampirinya dan berusaha melepaskan tali di pergelangan tangan dan kaki Darrel dengan cepat. Will juga membantu.


"Kenapa kau bisa disini?" Tanya Darrel pada Will.

Will mengeluarkan ponsel Darrel yang sudah retak, tapi tetap memaparkan pesan yang terakhir Darrel lihat.

"Tadi gua kesini sama dua orang polisi. Tapi mereka mati ditembak. Artinya, bala bantuan nggak ada lagi sekarang. Di hutan ini juga sama sekali gak ada koneksi. Kita gak bisa cari bantuan kecuali keluar dari hutan ini."

Will menggerakan jari untuk memberi isyarat agar mereka mengikuti dirinya.


Sekarang hanya Will yang punya senjata. Itu pun pistol rakitan yang ia rebut dari salah satu penjahat bayaran Eve.

Silindernya kurang bagus!


Namun Will harus tetap sigap dan fokus membidik musuh. Sialnya, sulit sekali untuk keluar dari hutan ini.

Wilayah seisi hutan telah dipenuhi kumpulan pembunuh bayaran Eve itu. Ada beberapa yang sudah Will lenyapkan. Namun Wilayah ini tetap dikepung jangkauan penembak jitu.



Mereka tidak boleh diam dan menunggu untuk ditangkap. Will memutuskan untuk terus mencari jalan keluar.

Tentu tidak mudah.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Mar 16, 2020 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Kinji Rareta AiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt