● Chapter 24

138 25 15
                                    

Sore harinya Will bertemu dengan Calvin. Sambil menghisap rokoknya Will menjelaskan hasilnya.

"Berantakan. Darrel selalu pintar mengelak!"

"Berarti memang benar kau yang salah. Kau terlalu naif demi merebut perawat itu." Calvin berdiri dan kembali. Tentu saja sebagai sahabat Darrel, Calvin lebih menaruh kepercayaan pada Darrel. Dia sudah tak menghiraukan Will. Dia tahu Will bukan orang baik. Waktu pertama kali bertemu dengan Will, Calvin mengerti jika dia habis menghajar Darrel.

Calvin berbalik, "dan satu hal lagi, jangan coba-coba menyakiti Darrel. Bersainglah secara sportif."

Will mengertakan rahangnya dan menggebrak meja, "brengsek!"

○○○

Hari demi hari semakin suram. Terlebih lagi pada Will, sudah lebih dari lima kali Will kambuh karena penyakitnya. Hana tidak tinggal diam, dia mengantarkan Will rutin berobat dan pada akhirnya mau tidak mau ia terpaksa mengikuti anjuran Darrel untuk rawat inap intensif di pusatnya, rumah sakit milik Darrel. Usai sebulan ia ditangani Darrel, keadaannya berubah-ubah. Awalnya membaik tapi kemudian kembali menjadi-jadi dan membuat Will semakin kesal pada tubuhnya.

"Penyakit sialan!"

"Walau begitu janganlah menyerah. Kesembuhan penyakit ini bukanlah keajaiban."

"Cih, gak usah sok motivasi! Dokter bejat kaya lu memang tahu apa?!"

"Dasar kau... kapan ya otakmu berpikir lebih cepat daripada suara mulutmu?" Darrel mendengus menahan emosinya, ia lalu menyuruh Will membuka kancing bajunya untuk melakukan pengecekan rutin. Terpaparlah dada bidang Will yang penuh bekas luka dan jahitan lurus memanjang.

"Kau sudah pernah transplantasi, kan?"

"Hm,"

"Lukanya cukup jelas. Sudah berapa kali kau melakukannya?"

"Dua kali. Tapi tetap aja jantung ini rusak lagi. Transplantasi selanjutnya nggak akan terulang! Gua akan rawat organ nanti sebaik mungkin."

"Mencari pendonor jantung tidaklah mudah. Kau beruntung bisa mendapatkannya dua kali. Tapi," Darrel melepas stetoskopnya dan menggantungkan pada lehernya.

"Tapi apa?"

"Apa kau yakin dapat selamat ditransplantasi selanjutnya?"

"Maksud lu apa, hah?!"

"Tidak pernah ada yang bertahan hidup setelah melakukan transplantasi jantung lebih dari dua kali." Darrel menghembuskan nafas. Sedangkan Will termenung dan menutupi wajahnya dengan selimut. Dia menyuruh Darrel pergi dengan alasan mengantuk.

Dari balik selimut, sorot mata Will begitu kosong dan sendu. Dia belum merelakan takdirnya. Tangannya merogoh sakunya dan memanggil Daisy dengan ponselnya. Tapi lagi-lagi Daisy tak mengangkatnya. Will tidak mengerti, satu-satu keinginannya tetap hidup adalah Daisy tapi Daisy malah kian menghindar dan menjauh.

Selagi Darrel keluar, seorang suster menghampirinya tergesa-gesa. "Dokter Darrel,   donor organ jantung tersedia untuk Tuan Will. Semua data persyaratan terpenuhi! Harap kabarkan pada pasien untuk segera menjalankan operasi."

Darrel terbelalak. Tangannya mengepal kuat.

"Mana datanya?"

"Ini, dok"

Darrel memeriksanya dan mencoret beberapa bagiannya. "Salah! Donor belum sesuai dengan data. Kembalilah," Darrel segera berlalu meninggalkan suster yang dilanda keheranan itu.

○○○

"Lalu, bagaimana keadaan Will? Apa dia membaik?" tanya Daisy seraya menopang pipinya di atas meja Darrel.

Kinji Rareta AiWhere stories live. Discover now