Chapter 6 - Orang tua

50.7K 3.6K 72
                                    

Alexander memasuki rumahnya yang lebih mirip istana megah dengan desain minimalis yang indah, tangannya memegang map biru berisi surat perjanjiannya dengan Davian sedangkan senyuman -atau lebih tepatnya seringaian- masih menghiasi bibirnya seperti seorang anak yang baru mendapatkan mainan yang diinginkannya.

"Tuan, tuan besar dan nyonya besar menunggu anda di ruang makan," suara pelayan menginterupsi Alexander, membuat senyuman dibibirnya memudar seketika.

"Suruh mereka makan duluan, aku lelah," ucapnya dingin dan dengan wajah muram dia melanjutkan langkahnya menuju kamarnya dilantai dua.
Sesampainya dikamar dia lalu menggeser sebuah lukisan dan terlihat sebuah brangkas rahasia, Alexander memasukan beberapa digit kode setelah brankas itu terbuka ia segera menyimpan map berisi surat perjanjian itu disana kemudian menutup kembali brankas rahasianya lalu membetulkan letak lukisannya seperti semula menyembunyikan rahasianya dengan aman.

Alexander menghempaskan tubuhnya pada ranjang besar miliknya lalu menghembuskan nafas kasar memikirkan kedua orang tuanya, "untuk apa mereka kemari?" Yang keluar dari mulut pria tampan itu seperti bukan sebuah pertanyaan melainkan sebuah ejekan. Dulu ketika ia kecil mungkin ia selalu mengharapkan kepulangan kedua orang tuanya, dan pada saat seperti ini -saat orang tuanya pulang bahkan walau hanya untuk satu hari- Alexander kecil akan begitu senang.
Tapi sekarang ia sudah sangat terbiasa tanpa kehadiran kedua orang tuanya, ia sudah merasa sangat bosan akan rasa rindu dan berhenti memimpikan keluarga utuh yang hangat dan penuh kasih sayang, ia berpikir itu hal yang sangat mustahil untuknya, Georgio bahkan lebih dekat dengannya dan lebih mengetahui dirinya dibanding kedua orang tuanya.
Ketika Alexander masih kecil dia lebih suka menghabiskan waktu dirumah kakek neneknya, sekarang neneknya sudah meninggal dan hanya tersisa kakeknya. Ah..dia merindukan pria tua itu, kakeknya adalah orang tua yang baik untuknya, semasa ia kecil kakeknya selalu membawanya jalan-jalan dan bermain sampai kadang lupa waktu dan dengan susah payah neneknya harus mengingatkan kedua kakek-cucu itu untuk berhenti bermain untuk makan dan mandi, kakeknya juga selalu mendongeng sebelum Alexander tidur, pria tua itu juga sering memberinya hadiah-hadiah atau juga mainan bahkan ada beberapa mainan yang kakeknya buat sendiri. Perlahan sebuah senyuman kecil namun tulus penuh kerinduan mengembang samar dibibir tebal Alexander, karena kesibukannya mengurusi vin corp. serta beberapa bisnis lainnya dia sampai lupa mengunjungi kakeknya, mungkin nanti dia harus mengosongkan jadwalnya untuk beberapa hari dan pergi mengunjungi kakeknya.

Terdengar suara ketukan pintu kamar yang sontak membuyarkan lamunan Alexander, "ada apa?" Tanyanya singkat tanpa membuka pintu.

"Maaf mengganggu anda tuan, tapi tuan dan nyonya besar sedang menunggu anda diruang keluarga. Mereka bilang anda harus menemui mereka," lagi-lagi terdengar suara pelayannya dari balik pintu kamarnya yang tertutup.

Alexander merengut kesal, "merepotkan," dia bangun dengan enggan lalu menemui kedua orang tuanya di ruang keluarga. 
Alexander duduk dengan tenang didepan kedua orang tuanya, menatap ayah dan ibunya dengan dingin, "ada apa?"

"Sangat bagus. Begitukah sikapmu menyambut kedatangan kedua orang tuamu?" Tanya Gerald Alzelvin -ayah Alexander- dengan sakrakstik.

Alexander mendengus, "tidak bisakah langsung keintinya?"

"Anak ini-" Gerald hendak meledakan amarahnya pada anak semata wayangnya namun Teresa -ibu Alexander- segera mengelus lengan suaminya untuk meredakan amarahnya. Gerald kembali duduk mencoba mengendalikan amarahnya, setelah beberapa saat dia kembali berbicara dengan tenang, "kau pewaris tunggal keluarga Alzelvin, dengan usiamu yang sudah menginjak tiga puluh tahun seharusnya kau sudah memikirkan untuk mencari pendamping."

"Itu urusanku dan bisa kuurus sendiri."

"Alex, jika kau mau ibu dan ayah punya beberapa calon pendamping yang tepat untukmu," kali ini Teresa yang bersuara.

[BL] Allure (Complete)Where stories live. Discover now