Extra chapter - New love part 1

28K 1.5K 110
                                    

Extra chapter
New love part 1

Pria tampan itu pulang ke rumahnya dengan pikiran yang sangat kusut dan hati yang patah. Baru saja ia menghadiri pesta pernikahan seorang pemuda yang sangat ia cintai. Ya. Mulai sekarang dirinya harus sudah mulai merelakan seorang Davian Connor untuk berbahagia dengan Alexander Alzelvin.
Pria tampan itu melapas dasi dan jas yang ia pakai kemudian membuka seluruh kancing kemejanya hingga menampakan abs yang mempesona. Namun ketika memasuki kamarnya, wajah kusut pria itu tergantikan dengan wajah tercengang. Seseorang tengah terbaring di atas ranjangnya.

***

Jesse mendengus kesal. Hari ini ia sedang libur kuliah, harusnya dirinya bisa istirahat dan bermalas-malasan. Akan tetapi karena ibunya sakit, ia mau tidak mau harus menggantikan pekerjaan ibunya sebagai seorang asisten rumah tangga. Pemuda itu memang sering bersikap semaunya sendiri dan urakan, sangat bertolak belakang dengan wajah manisnya, namun begitu ia tetap menyayangi ibunya. Ibunya membanting tulang demi menghidupinya dan menguliahkannya. Sedangkan ayahnya? Pria itu kini ada di rumah sakit jiwa. Jesse sendiri tidak ingin banyak mengingatnya.

Jesse sudah berdiri di depan sebuah pintu apartemen mewah. Apartemen nomor enam seperti yang ibunya katakan. pemuda itu kemudian memasukan security code pada pintu, ia tidak perlu mencatat digit-digit nomor tersebut karena ia bisa mengingatnya dengan mudah. Ia bukan orang yang bodoh, hanya malas. Ketika ia memasuki apartemen itu, Jesse terperangah. Apartemen tersebut benar-benar luas dan mewah.

Ibunya bilang, ia hanya perlu membersihkan apartemen itu dan tidak perlu memasak untuk hari ini. Jesse merasa ibunya benar-benar hebat, disamping membersihkan rumahnya sendiri, setiap hari ibunya harus membersihkan apartemen sebesar dan seluas ini sendirian.

Jesse menghela nafas.

Pemuda manis itu melempar jaket kulit hitamnya sembarang ke atas sofa lalu memakan permen karet. Daripada mood-nya semakin buruk karena memikirkan pekerjaan yang menumpuk, lebih baik ia segera memulai membersihkan apartemen orang kaya ini.

Apa yang diharapkan? Ia seorang pria, tentunya ia tidak akan serapih, teliti dan setelaten ibunya dalam bersih-bersih. Bahkan Jesse terkesan asal-asalan membersihkan apartemen mewah milik majikan ibunya.

"Woaah... gila!" umpat Jesse begitu melihat mini bar penuh minuman mahal, "apartemen ini bahkan punya mini bar dengan banyak jenis minuman. Hebat!" pemuda manis itu mendekat ke mini bar dan mulai menyentuh jajaran wine super mahal yang ada di sana, "benar-benar gila!" Jesse meraih satu botol berisi wine berwarna merah, membuka tutupnya lalu mencium aromanya. Ia merasa benar-benar tergiur. Dirinya biasanya hanya minum bir murahan ketika mabuk bersama teman-temannya. Jesse merasa, minum satu botol saja tidak akan merugikan orang kaya pemilik apartemen ini jadi ia dengan senyum lebar mulai meminum wine itu, bahkan tanpa menggunakan gelas.

Wine itu benar-benar kuat dan nikmat. Jesse merasa sudah sedikit mabuk, namun ia belum ingin berhenti meneguk wine yang sangat nikmat itu. Dengan muka yang mulai memerah karena mabuk, Jesse berjalan-jalan dan memasuki sebuah kamar. Kamar itu luas dan bernuansa minimalis nan elegan.

"Kamar ini bagus. Dimasa depan aku akan punya satu," racaunya. Jesse kembali melangkahkan kakinya yang mulai goyah dengan sesekali meneguk wine dalam botol yang tengah ia genggam. pemuda manis itu memasuki sebuah pintu, dan ketika Jesse memasuki pintu itu, matanya terbelalak, "Gila! Ini sebuah lemari yang besar! Orang ini benar-benar hidup enak."

Tangan Jesse menyentuh satu persatu kemeja putih yang tergantung rapih, Jesse yakin sekalipun hanya kemeja berwarna putih, kemeja-kemeja itu pastilah kemeja mahal.

"Hik! Hik!" Jesse mulai cegukan, namun ia tetap tidak mau berhenti minum hingga nanti botol yang ia genggam kosong. Selain kemeja, ada jas, celana, sepatu, jam tangan, dasi, bahkan ikat pinggang, semuanya terlihat bagus dan mahal. Jesse melihat penampilannya sendiri. Ia hanya mengenakan sebuah sepatu kets, celana jeans yang sobek dibagian lutut, dan sebuah kaos putih biasa, "Ah sial! Aku tidak seberuntung tuan ini hahaha..."
Jesse meraih dasi berwarna merah marun lalu melilitkannya asal dileher jenjangnya, kemudian mengambil sebuah jam tangan yang terlihat paling mahal kemudian memakainya, "Kalau aku mengambil ini, si Tuan kaya pasti tidak akan keberatan."

[BL] Allure (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang