Chapter 21 - Seorang malaikat

32.9K 2.7K 147
                                    

Davian merasa cemas dan gelisah, ia meremas tangannya yang terasa dingin.
Ia ingin masuk tapi seolah kakinya kaku dan sangat berat untuk melangkah.

Alexander yang berdiri disamping pemuda manis itu hanya bisa tersenyum melihat kegelisahan yang begitu tergambar jelas diwajah Davian.
Ia akhirnya mengulurkan tangan besarnya dan menggenggam tangan dingin Davian lalu meremasnya dengan lembut, "Ayo masuk."

"Tapi..." Davian masih ragu dan takut, bagaimanapun didalam sana ia akan menemui orang yang akan melepaskan kehidupannya untuk adiknya, Samantha.

"Tidak apa-apa Davi," Alexander masih mencoba menenangkan Davian lalu perlahan membawa Davian melangkah masuk kedalam ruang ICU.

Ketika memasuki ruangan, bau obat yang lebih pekat segera menyerbu indera penciuman Davian, pemuda manis itu juga bisa melihat seorang wanita yang terbaring tidak berdaya diatas ranjang pasien, wajahnya penuh lebam, kedua kaki dan tangannya sepenuhnya dibalut oleh perban

Ketika Alexander dan Davian memasuki ruangan, wanita itu perlahan membuka matanya lalu menatap dua orang yang kini berdiri disamping ranjangnya.

"Selamat siang Nyonya Claude, Saya Alexander Alzelvin, orang yang bertanggung jawab atas transplatasi jantung yang akan Anda lakukan. Dan dia," Alxander menunjuk Davian yang hanya terdiam, "Adalah orang tua dari gadis kecil yang akan menerima transplatasi jantung Anda."

Davian perlahan melangkah lebih dekat dengan ranjang Nyonya Claude, tangannya yang bergetar perlahan dan dengan lembut memegang tangan wanita itu yang berbalut perban, seketika air mata Davian meleleh turun mengalir ke pipi tirusnya.
Perasaan Davian campur aduk, ia merasakan rasa terima kasih, rasa bersalah, bahagia, haru, sedih dan iba, Davian rasakan bersamaan dan bercampur jadi satu membuat kemelut dihatinya.

Davian sangat yakin kalau dirinya bukan pemuda yang cengeng namun kini ia berhadapan dengan seseorang yang akan memberikan kehidupan baru pada Samantha dan merelakan hidupnya sendiri.

"Terima kasih banyak.." Davian berucap lirih dengan suaranya yang bergetar, pemuda manis itu menatap Nyonya Claude dengan mata jernihnya yang masih berlinang airmata, dadanya terasa semakin sesak, "...terima kasih."

Alexander mengusap bahu Davian dengan lembut, untuk menenangkan perasaan pemuda manis yang ia cintai. Awalnya Alexander menolak ketika Davian ingin menemui pendonor jantung untuk Samantha karena Alexander tahu itu akan menjadi moment yang emosional untuk Davian namun pemuda manis itu terus memaksanya jadi mau tak mau Alexander akhirnya menuruti keinginan Davian.

Melihat pemuda manis yang terus berterima kasih sambil menangis akhirnya Nyonya Claude membuka bibirnya dan dengan susah payah berucap, "A-ku..memberikan jantungku untuk hidup gadis kecilmu dan aku harap kalian juga mau memberikan kehidupan yang baik untuk putraku."

Brak!

Sebuah suara menginterupsi percakapan mereka dan membuat mereka kaget, ketika Davian dan Alexander menoleh, mereka melihat seorang pemuda tampan berumur sekitar tujuh belas tahunan yang menatap mereka dengan nanar, kotak makanan yang pemuda itu bawa sudah jatuh kelantai dan berceceran.

Setelah menatap kedua orang yang tidak ia kenal dihadapannya, pemuda tampan itu beralih menatap  wanita yang tengah terbaring tak berdaya diatas ranjang pasien, "Ibu, apa maksud dari perkataan ibu?!"

Dengan sedih Nyonya Claude menatap putera semata wayangnya, "Raven..dengarkan Ibu dulu.."

Tangannya mengepal kuat seiring rahangnya yang mengeras, ia bukan orang bodoh, dari perkataan Ibunya ia sudah bisa menyimpulkan apa yang sedang terjadi, "Ibu lebih memilih menjual jantung Ibu pada mereka dan meninggalkanku?!" Raven melangkah dengan cepat mendekati Davian dan Alexander lalu mendorong tubuh keduanya kuat-kuat, "Pergi kalian dari sini! Pergi!!!" Raven berteriak dengan keras mengusir Davian dan Alexander mengabaikan fakta bahwa dirinya tengah berada didalam rumah sakit.

[BL] Allure (Complete)Where stories live. Discover now