Chapter 33 - Di sisiku

28.6K 2.4K 90
                                    

Chapter 33 - Di sisiku

"Aku tidak mau."

"Kenapa tidak mau?"

"Kau masih bertanya?" Davian menatap Alexander dengan heran, "Kau jelas tahu persis apa yang telah ayahmu lakukan padaku dan Samantha."

"Sudah aku bilang, aku akan--"

"Akan apa? Ayahmu pernah melakukan semuanya satu kali tanpa diketahui olehmu. Bagaimana kau bisa menjamin ayahmu tidak akan melakukannya lagi?" desis Davian dengan menekankan kata-katanya. Sebenarnya ia ingin berteriak meluapkan semua emosi di hatinya, namun ia masih ingat akan Samantha yang tengah tertidur, "Lagi pula kau sudah tidak bisa memaksaku. Kontrak kita sudah berakhir."

Alexander menghela nafas lalu menggenggam kedua tangan Davian, "Kau juga tahu persis kalau aku mencarimu dan mengajakmu kembali bukan karena kontrak yang pernah ada di antara kita. Aku mencintaimu Davian. Hidupku kacau tanpa adanya dirimu di sisiku."

Kata "cinta" yang Davian dengar dari mulut Alexander membuatnya terdiam. Pemuda manis itu kemudian memalingkan pandangannya pada Samantha yang tengah terlelap, "Ayahmu sekarang telah menjadi momok paling menakutkan dalam hidupku. Ia menghancurkanku dan memisahkanku dari Samantha. Aku belum sanggup kalau harus melihanya apalagi kalau sampai berhadapan dengannya. Aku harap kau mengerti." Davian menghela nafas dalam.

Alexander memutar otaknya. Dirinya tidak akan bisa dan tidak akan sanggup jikalau harus berjauhan dengan Davian apalagi kalau harus kehilangan Davian untuk kedua kalinya, hingga sebuah ide akhirnya terpikirkan oleh  Alexander, "Bagaimana kalau kau  dan Samantha tinggal di rumah  kakek? Ayahku tidak akan berani macam-macam di sana."

Davian kembali menatap Alexander sambil memikirkan dan mempertimbangkan kata-kata pria tampan  itu.

"Ayolah Davi..." Alexander menatap Davian dengan tatapan memohon. Membujuk dengan harapan akan berhasil.

Gerald Alzelvin adalah orang yang menyakitinya dan membuatnya menderita bahkan terpisah dari Samantha, bukan Alexander apalagi Thomas --Kakek Alexander--, kakek itu jelas sangat baik pada dirinya. Davian menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk dengan ragu, "Baiklah. Tapi kalau ayahmu berbuat sesuatu lagi, aku berhak pergi kemana pun sejauh yang aku mau dan kau tidak bisa melarangku."

Tidak bisa melarang Davian pergi mejauh darinya? itu akan seperti neraka bagi Alexander. Namun saat ini menyetujui kata-kata Davian adalah satu-satunya jalan supaya kekasihnya itu bersedia tinggal di rumah kakeknya. Dengan keyakinan Alexader, bahwa dirinya yang kali ini akan bisa melindungi Davian dan Samantha dari tangan jahat Gerald akhirnya mau tidak mau Alexnder mengangguk, "Aku yakin kali ini aku bisa melindungimu dari ayahku."

**********

"Kita mau kemana?" Samantha melihat pada Davian dan Alexander yang duduk di sisi kiri dan kanannya, memiringkan kepalanya dengan polos.

Ketiganya kini tengah berada dalam mobil yang melaju ke rumah Thomas setelah landing lima belas menit lalu.

"Ke rumah kakeknya Al--"

"Ke rumah kakeknya Sami," Alexander memotong perkataan Davian dengan cepat. Davian menetapnya dengan jengkel.

"Kakek Sami? Sami punya kakek?" tanya Samantha dengan antusias.

Alexander membelai rambut Samantha dengan lembut, "Tentu saja Sami punya. Kakek Sami orang yang sangat baik."

"Benarkah itu papa?" Samantha beralih menatap Davian meminta kepastian.

Pemuda manis itu mengedipkan mata beningnya beberapa kali. Davian tidak habis pikir, Samantha benar-benar mematuhi Alexander untuk memanggilnya dengan sebutan "Papa". Davian mengangguk, "Iya benar sayang."

[BL] Allure (Complete)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora