Chapter 18 - Semut manis

41.7K 2.9K 219
                                    

Pagi itu Davian terbangun dengan tubuh yang terasa lemas dan lengket serta sakit dibagian bawah tubuhnya. Tapi rasa sakit ini jauh lebih ringan daripada rasa sakit yang biasa ia dapat ketika Alexander menidurinya pada kesempatan sebelum-sebelumnya.

Ia berniat untuk bangun dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri namun sebuah lengan kekar yang melingkar memeluk perutnya menahan pergerakan Davian.

Davian perlahan melirik kebelakang tubuhnya, pandangannya langsung bertemu dengan wajah tampan Alexander yang masih memejamkan matanya, hembusan nafas pria itu sangat pelan dan teratur yang menandakan bahwa Alexander masih dalam tidurnya.

Punggungnya jelas-jelas menempel pada dada bidang Alexander. Dan kedua pria itu masih dalam keadaan telanjang bulat dibawah selimut yang menutupi tubuh polos mereka.

Entah kenapa Davian reflek menahan nafasnya seolah ia tidak mau kalau sampai suara nafasnya membangunkan pria tampan yang kini masih tertidur, dengan perlahan dan lembut Davian mengangkat lengan Alexander lalu keluar dari pelukan pria maskulin itu.

Dengan perlahan dan sedikit tertatih Davian berjalan memasuki kamar mandi mencoba tak sedikitpun mengeluarkan suara langkah kaki.

Davian berdiri dibawah shower dengan air hangat mengguyur tubuhnya, membuatnya rileks dan rasa sakit yang melanda tubuhnya perlahan mulai mereda.

Ketika menikmati waktu mandinya, tiba-tiba sepasang lengan yang kekar melingkari pinggangnya dan membuat Davian melonjak kaget kemudian sebuah suara rendah berbisik ditelinganya, "aku akan membantumu mandi," yang sontak membuat tubuh Davian kaku dan menegang.

Oh sial! Davian lupa mengunci pintu kamar mandi.

"Ti-tidak usah repot-repot," Davian tertawa canggung, "aku bisa mandi sendiri."

Alexander mengabaikan penolakan Davian, ia mengambil sebuah shower puff, menuangkan sabun lalu membusakannya kemudian menggosok tubuh Davian dengan lembut, "Kenapa kau berjalan mengendap-endap seperti seorang pencuri?" Pria tampan itu terkekeh.

Davian menjawab dengan polos, "Aku hanya tidak mau membangunkanmu," pemuda itu menggeliat-geliatkan tubuhnya karena merasa geli, dibandingkan menyentuh tubuhmu sendiri ketika mandi dengan orang lain yang memandikanmu tentu saja rasanya berbeda, rasanya menggelitik dan geli. Davian tidak sadar gerakan tubuhnya yang menggeliat karena geli itu 'berbahaya' untuk pria tampan yang sedang menggosok tubuhnya.

Alexander memang membantunya mandi, seperti yang pria itu katakan namun dibarengi dengan sentuhan-sentuhan intim serta beberapa ciuman dan kecupan dan berakhir dengan Alexander yang meminjam tangan Davian untuk membuat 'little Alexander' yang tegang kembali tenang.

Sebenarnya Alexander ingin menambah satu ronde dalam acara morning sex namun ia takut Davian akan kesakitan karena baru saja semalam mereka melakukannya, jadi dengan berat hati pria tampan itu hanya meminjam tangan kecil dan halus Davian untuk memanjakan miliknya dengan ia sendiri yang membimbing pergerakan tangan pemuda itu, sedangkan pemilik kedua tangan mungil dan halus itu hanya diam dengan wajah yang memerah.

Ketika acara mandi pagi yang panjang itu selesai, Davian akhirnya menghela nafas lega.

Sejak tinggal satu atap, untuk pertama kalinya Alexander dan Davian sarapan bersama dalam satu meja, mereka menyantap sarapannya dengan tenang dan sesekali Alexander mengamati Davian yang sedang menikmati sarapannya, dan Davian sendiri hanya pura-pura tidak tahu bahwa ia sedang diamati.

Senyuman tidak pernah lepas dari bibir para maid yang melayani mereka, sesekali mereka mencuri pandang mengamati interaksi antara Alexander dan Davian. Mereka tentu saja menganggap ini kejadian istimewa karena untuk pertama kalinya mereka melihat keduanya sarapan bersama.

[BL] Allure (Complete)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz