Chapter 26 - Nico Hart

25.9K 2.3K 187
                                    

"Davian..." Alexander yang merasa telah melihat sosok yang dirindukannya segera berdiri dan berjalan kearah pemuda berambut merah itu lalu memeluknya erat.

Sebelum Alexander memeluknya, Nico segera menekuk lengannya didepan dadanya sendiri untuk menahan dada pria tampan dihadapannya agar tubuh keduanya tidak terlalu menempel ketika Alexander memeluknya, "Nico, namaku Nico Hart Tuan."

Alexander melepaskan pelukannya, mencengkram bahu kecil pemuda dihadapannya, dan menatap wajah manis yang sangat dirindukanya itu, "Kau jelas Davian, Davian Connor. Jangan berpura-pura lagi, aku tidak bodoh!"

Nico memiringkan kepalanya dengan menggemaskan, lalu tersenyum menggoda, "Kalau Tuan ingin aku malam ini menjadi Davian Connor yang Tuan sebutkan, itu tidak masalah. Sudah tugasku untuk mendengarkan keluh kesah tamu," rambut merah halusnya dengan lembut jatuh diatas bahunya.

Kemarahan yang tadinya sempat melebur karena rasa rindu kini kembali memuncak membuat rahang Alexander mengeras, "Jangan bermain-main lagi! Kau tidak tahu betapa menderitanya aku karena kau tinggalkan!"

Nico mengamati penampilan pria tampan dihadapannya, "Tapi kau terlihat baik-baik saja Tuan. Terlihat sangat tampan dan berkelas," Nico kembali mengembangkan senyum menggodanya sambil membelai dada bidang Alexander.

"Justru terlihat baik-baik saja saat hancur itu sangat berat! Apa kau tahu itu?!" Alexander mencengkram bahu Nico semakin kuat dan sedikit mengguncang tubuh kecil pemuda dihadapannya.

"Umm.. aku turut bersimpati untukmu," kini pemuda manis berambut merah maroon itu membelai lengan yang tengah mencengkram kedua bahunya dengan kuat hingga membuatnya kesakitan, "Tuan, kau membuat bahuku sakit."

Mengabaikan keluhan pemuda dihadapannya, Alexander kembali memeluk Nico dengan erat, "Davian, kembalilah kesisiku, kalau kau kembali aku tidak akan marah karena kau telah meninggalkanku."

Nico mencoba melepaskan pelukan kuat Alexander, namun ia kesulitan melawan tubuh pria tampan itu yang jelas jauh lebih besar dan tinggi dari tubuhnya.

Sesaat Nico merasa tubuhnya berputar, sedetik kemudian ia baru sadar kini ia dalam posisi terbaring diatas sofa dengan Alexander diatasnya.

Alexander yang kalap karena ditelan rasa marahnya segera membenamkan wajahnya diceruk leher nico, menciumi, menggigit dan menjilati leher putih dan ramping itu dengan kasar.

Mata Nico melebar, kilau indahnya memudar seketika, tanpa sadar ia lupa bernafas untuk sesaat setelahnya pemuda itu berteriak histeris sambil menangis, "TIDAK!!! JANGAN!!! LEPASKAN AKU!!!"

Mendengar tangisan dan jeritan pemuda dibawahnya, kesadaran Alexander seperti disedot paksa untuk kembali mengalahkan amarahnya, ia merenggangkan tindihannya dan memandang wajah pucat ketakutan dan basah air mata serta tubuh gemetar pemuda mungil dibawahnya, "Davian...aku--"

Merasakan tindihan pria diatasnya mengendur, sekuat tenaga Nico langsung mendorongnya, menyingkirkan tubuh besarnya dari atas tubuhnya sendiri dengan paksa, pemuda itu segera beringsut menjauh dari Alexander sambil memeluk lututnya dengan tubuh gemetar ketakutan.

Alexander melihat reaksi pemuda yang dicintainya tidak bisa tidak merasa bersalah, ia beringsut mendekat bermaksud untuk menenangkannya, "Davian..."

"Berhenti! Jangan mendekat!" Ia merentangkan tangan kanannya mencegah pria dihadapannya lebih mendekat padanya, kemudian menatapnya nanar dengan mata merah dan basah air mata, "Anda telah melanggar aturan. Aku host bukan pelacur!!!" Jeritnya dengan nada frustasi dan marah. Tanpa menunggu jawaban Alexander, Nico segera berlari keluar ruangan.

Nico terus berlari sambil memeluk tubuhnya, mengabaikan orang-orang yang menatapnya penuh tanya atau orang-orang yang memanggilnya, langkahnya kini menapaki tangga menuju lantai tiga dan memasuki sebuah ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu hingga membuat kaget seseorang yang tengah menelepon didalam ruangan itu.

[BL] Allure (Complete)Where stories live. Discover now