Chapter 8 - D'Amore

45.2K 3.4K 144
                                    

Davian hanya bisa menggertakan giginya karena kesal. Sepertinya semenjak ia terlibat dengan pria bernama Alexander, kata 'mau tidak mau', 'enggan', 'tidak ada pilihan lain' akan sering digunakan dalam kamus hidupnya, "tapi Tuan--"

Perkataan Davian terhenti karena dengusan Alexander, pria itu kembali menaruh dokumen yang sudah ia tandatangani lalu sekali lagi menatap Davian dengan dingin, "kau hidup dijaman apa? Jaman purba? Apa kau tidak lihat para pria sudah berdatangan ke salon untuk merawat diri? Jangan-jangan selama ini kau tinggal dalam gua?"  Tanya Alexander sarkastik.

Davian menunduk merasa tidak kuat menahan tatapan intimidasi dari Alexander, ia merasa seolah tubuhnya menyusut sepersekian persen lebih kecil, "aku...aku hanya melihat para pria cuma akan memotong rambut mereka, tidak sampai harus perawatan, jadi kenapa aku harus?" Suara Davian semakin mengecil di akhir kalimatnya.

"Karen kau begitu lusuh," jawab Alexander tanpa basa basi dan kejam.

Davian melotot lalu menatap Alexander tak percaya, pria ini mengucapkan hal yang kejam dan menyinggung seperti itu seolah itu hanya kata-kata yang sepele, tanpa beban, tanpa rasa ragu atau enggan apalagi rasa bersalah ditambah nada suaranya yang tetap datar dan dingin, mulut Davian terbuka lalu menutup lagi, ia hanya menelan makian yang akan ia lontarkan dan hanya ia lakukan dalam hatinya 'bajingan! Kalau kau berpikir aku begitu lusuh kenapa kau harus susah-susah meniduriku?!"

Alexander mengibaskan tangannya, mengisyaratkan pada dua orang dihadapannya untuk pergi, "negosiasi selesai."

Kali ini Davian yang mendengus sebal, sejak kapan itu menjadi negosiasi? Itu hanya perintah mutlak dari Alexander.

Georgio yang mengerti situasi segera membuka suaranya, "mari Tuan Davian."

Davian mengembuskan nafas lesu, sekali lagi mau tidak mau dia harus tunduk pada kediktaktoran Alexander. Sekali lagi dia melirik Alexander, ia akui pria itu sangat mempesona dalam setelan jas mewahnya, wajah Eropanya seperti patung pahatan dewa-dewi, alis yang tegas, hidung yang mancung, bibir tebal yang sexy, rahang yang sangat melelaki. sangat tampan tapi siapa sangka dibalik rupa rupawannya dia itu seperti iblis.
Akhirny dengan pasrah dia meninggalkan ruangan Alexander dan mengikuti kemana Georgio membawanya.

*******

Begitu turun dari mobil yang membawanya, Davian memandang bangunan bertingkat lima dihadapannya yang berdiri megah, kemudian dia membaca tulisan yang bertengger indah diatanya "D'Amore..." Dia seperti sangat familiar dengan nama itu, kemudian dia mengingat-ingat dimana dia pernah mendengarnya, setelah beberapa saat matanya terbelalak, bukankah ini pusat kecantikan dan fashion yang biasa dibicarakan di TV atau majalah-majalah, tempat orang-orang kaya, sosialita bahkan artis merawat diri dan penampilan mereka.
Davian dengan sedikit ragu melankah masuk mengikuti Georgio, secara naluriah ia merasa minder ketika melihat penampilan-penampilan perlente orang-orang yang keluar masuk dari sana jauh sangat berbeda dengan penampilannya seperti bumi dan langit, dengan sangat tidak suka dia mengakui perkataan Alexander benar kalau ia terlihat sangat lusuh ketika berada disana.
Beberapa orang bahkan ada yang sekilas melirik pada Davian lalu mendecih secara terang-terangan.

Sesampainya didalam, seorang wanita berseragam yang cantik disana menyambut Geogio dan Davian dengan ramah, tepatnya karena pegawai itu tahu bahwa Georgio adalah tangan kanan dari bos besar mereka, Alexander Alzelvin.
Geogio dan Davian diantar untuk duduk disofa yang nyaman kemudian dengan segera dua cangkir kopi panas dan beberapa kudapan terhidang dimeja didepan mereka, Davian terperangah, apakah ini rasanya pelayanan kelas atas?

Melihat Georgio memasuki gedung, seorang pegawai lain segera meraih telepon dan menghubungi seseorang, "Nona, Tuan Georgio ada disini."

Beberapa menit setelahnya dari dalam lift keluar seorang wanita cantik dengan rambut panjang coklat yang indah, kulitnya putih dengan tubuh yang langsing dan semampai, dan gaun hitam yang sexy menambah pesonanya.
"Georgio," dengan suara cerianya dia memanggil pria yang sedang duduk tenang disofa.

[BL] Allure (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang