Chapter 15 - I love u

43.4K 3.2K 211
                                    

Mobil sport merah itu melaju kencang, hanya deruan lembut suara mesin mobil yang terdengar, dua orang didalam mobil masing-masing hanya terdiam. Satu orang tengah fokus menyetir, dan satu orang lainnya hanya melihat pemandangan diluar jendela mobil.

Davian tetap memandangi gedung-gedung yang seolah berlari cepat meninggalkannya ke belakang, satu menit kemudian ia memandang jaket Alexander yang tengah ia pakai, tercium aroma maskulin khas Alexander menguar dari sana,  beberapa detik berikutnya Davian menatap Alexander yang tengah fokus mengemudi, kini pria tampan itu hanya memakai sebuah kaos hitam polos namun aura dan pesonanya tak berkurang sedikitpun malah bertambah dengan terlihatnya otot bisep lengannya yang melelaki dan terbentuk sempurna seolah menggoda siapapun untuk memegangnya dan merasakan betapa kekarnya dan kokohnya lengan itu.

Merasa ditatap, Alexander menolehkan kepalanya pada Davian, sekilas menatap pemuda manis itu yang telah ia tangkap basah tengah menatapnya sedemikian rupa kemudian Alexander tersenyum, bukan jenis senyuman dingin atau seringaian yang mengintimidasi yang biasa selalu ia lakukan namun senyuman yang sebenarnya, sebuah senyuman yang tulus.
Melihat senyuman Alexander, mata bulat dan jernih Davian mengerjap beberapa kali dengan lucu. Davian baru pertama kali melihat Alexander tersenyum dengan senyuman seperti itu, terlebih pria itu tersenyum padanya.

Dalam hati Alexander benar-benar merasa tergelitik, tingkah Davian saat ini begitu imut dan menggemaskan, seketika Alexander merasa menjadi orang yang sangat bodoh karena memperlakukan pemuda yang begitu polos, baik, imut dan menggemaskan dengan sangat kasar terlebih itu pelecehan seksual yang mungkin bisa membuat Davian trauma bahkan takut padanya.

"Sudah makan malam?" Alexander mencoba memecah kesunyian diantara mereka berdua.

Davian terkesiap mendengar suara Alexander, suara pria itu selalu berhasil membuatnya terkejut, "su-sudah.." mau tak mau Davian kembali mengingat kejadian saat makan malam dengan Benjamin, ia tanpa sadar dengan gelisah memainkan ujung jaket yang ia pakai. Davian takut Alexander akan mengungkit lagi hickey dilehernya terlebih takut kalau pria itu tahu apa yang terjadi diantara dirinya dan  Benjamin lalu membuatnya marah dan melakukan hal-hal kasar lagi padanya.

Alexander melirik tangan Davian, kemudian ia mengulurkan tangan dan meraih tangan Davian lalu menggenggamnya dengan lembut.
Davian hanya terdiam memandangi tangan besar yang hangat milik Alexander melingkupi tangannya, dan tidak berusaha melepaskan genggaman itu. Setelahnya keduanya hanya terdiam.

Sesampainya dirumah Davian langsung menuju kamar mandi untuk berendam mencoba menyegarkan tubuh dan pikirannya yang sangat penat, sudah lebih dari satu minggu ia tinggal dirumah Alexander namun baru kali ini ia mencoba menggunakan bathtub dikamar mandi mewah dikamarnya.
Ketika sedang berendam Davian kembali teringat tindakan bodohnya yang mencoba bunuh diri ketika di tangga darurat rumah sakit, kalau saja saat itu Alexander tidak menghentikannya dan ia mati, lalu siapa yang akan merawat Samantha tentu gadis kecil itu akan sebatang kara dan benar-benar sendirian, kini Davian benar-benar menyesali tindakannya.
Setelah berandam cukup lama ia akhirnya keluar dari bathtub, mengeringkan tubuhnya lalu memakai piyama berwarna baby blue miliknya setelahnya dengan sedikit mengantuk Davian melangkah keluar kamar mandi.

"Astaga!" Tubuh Davian benar-benar melonjak karena kaget, kantuk yang menyerang pun hilang seketika saat ia melihat Alexander tengah duduk diatas ranjangnya.
Entah secara kebetulan atau apa, pria itu juga mengenakan piyama berwana biru namun biru yang lebih tua. Alexander duduk dengan santai diatas ranjang, kaki panjangnya ia selonjorkan dengan rileks, sedangkan tubuhnya bersandar pada kepala ranjang sambil membaca sebuah buku.

Mendengar pekikan Davian, Alexander segera menutup buku yang ia baca lalu memandang Davian, "kenapa kau lama sekali dikamar mandi? Apa yang kau lakukan? Aku hampir saja mendobrak masuk kalau saja satu menit lagi kau tidak keluar," Alexander terkekeh.

[BL] Allure (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang