Part 4

29.7K 1.7K 47
                                    

sakura masih bergelung dikamarnya, ini sudah hampir dua hari dia tidak keluar dari kamar, dia takut kalau nanti bertemu dengan lelaki yang sudah .... sudah Akrh . astaga menyebutkannya saja membuatnya merinding sekali, dan yang paling menyebalkan disini adalah kakaknya karin yang tiba-tiba harus pergi dua hari yang lalu, saat sakura memasuki kamar, dia menemukan note dikulkas yang menyebutkan bahwa, karin kakaknya sudah cek out duluan karena dia mendapatkan job iklan yang mengharuskannya untuk pergi ke seoul untuk produk kosmetik disana. 'setidaknya aku tak perlu menjelaskan alasan tentang keadaanku yang sekarang',  pikir sakura.

sakura duduk dimeja rias, dia berdecak sebal melihat bercak merah yang masih ada dileher dan bahunya yang terbuka. 'ini benar-benar menjengkelkan', sakura sudah mencari tahu cara menghilangkan kiss mark itu diinternet, namun sialnya ada beberapa yang membandel dan tidak bisa dihilangkan. brengsek.

sekarang dia bingung sendiri, liburannya disini akan berakhir dalam satu minggu lagi, dan itu akan sangat membosankan jika harus menghabiskannya didalam kamar, hell dia bukanlah seorang tahanan, dia kemari untuk bersenang-senang. tapi semuanya rusak karena seorang pria yang sejujurnya tidak kuketahui wajah ataupun namanya, dan dia ketakutan jika nantinya dia bertemu dengannya, 

'sebenarnya aku tidur dengan siapa?', jeritnya frustasi, yang dia ingat hanya bayangan samar samar seseorang yang mendekat dan menciumnya dengan intim. GOD .... aku tidak bisa berdiam diri disini, aku butuh refreshing persetan jika dia bertemu laki-laki brengsek itu.

sakura bergegas berganti pakaian dengan kemeja hijau kebesaran yang dia pakai sebagai outer, didalamnya dia lapisi dengan tanktop pink serta hot pant putih yang menampilakan paha mulusnya, dia memakai sepatu convers utnuk pekengkapnya, rambutnya dia gerai. make up yang dipakaipun hanya sekedar krim uv dan lipsblam saja. dia terlihat manis dikaca sebesar dua meter dihadapannya. 

dia melangkah keluar dari kamarnya.

.

.

.

beralih pada casanova kita yang sedang uring-uringan selama dua hari ini, sasuke tengah duduk dicafe dekat hotel yang kebetulan berjarak beberapa puluh meter dari bibir pantai, sai dan suizetsu mengajaknya untuk kesana sebab melihat mood sasuke yang seperti terminator. sangat mengerikan, tak ada yang berani untuk mencari gara-gara dengannya saat ini, mungkin seharusnya sai mengalungkan 'awas sasuke galak' dilehernya. 

"hey sasuke, berhentilah berwaajah mengerikan bergitu, kau membuat gadis-gadis ketakutan melihat kemari", seru sui yang tidak tahan melihat tatapan laser sasuke. 

"hn", sasuke tidak berniat untuk mendengar ocehan suizetsu.

"ada apa dengan nya", kiba datang dan bergabung dengan mereka. "dia terlihat semakin menakutkan". sambungnya

sasuke memilih untuk mengacuhkan ketiga mulut sialan teman-temannya, matanya masih menelusuri pantai, dia berharap dapat menemukan gadis - ralat wanita - yang sudah membuatnya uring-uringan dua hari ini. bagaimana tidak, pikirannya selalu dan selalu menghubungkan dirinya dengan mata hijau yang sialan sangat dirindukannya, setiap dia menutup mata bayangan itu semakin jelas terlihat dikepalanya, seperti kepingan cd yang rusak, otak dan hati tidak singkron, berkali-kali otaknnya menyuruh untuk melupakan kejadian malam itu, tapi sekelebat bayangan malam panas mereka semakin menjadi-jadi, ini membuatnya tersiksa. sangat tersiksa sebenarnya. lihat saja juniornya yang bangun setiap membayangkan tubuh mulus dan suara desahan yang - shitt. stop berpikir tentangnya. 

"hey sasuke, kau baik-baik saja?", tanya kiba yang melihat sasuke terus terdiam. temannya ini memang pendiam, tetapi diamnya kali ini sangat lah berbeda, dia terlihat sering melamun dan entahlah sulit untuk membaca raut datarnya itu.

Little Secret (End)Where stories live. Discover now