Part 15

24.5K 1.5K 76
                                    


.
Sakura mengumpat dalam hati dijalan, dia terus  menyumpahi sasuke karena, pagi tadi dia diberi tahu bahwa pasien VVIP sasuke uchiha menolak untuk diperiksa oleh dokter selain dirinya, WTF.

Oleh sebab itu dia sekarang sedang mengemudi dengan cepat menuju kerumah sakit segera. Dalam hati dia berdoa agar tidak menjumpai hanabi, dia tidak mau mempunyai urusan apapun dengan wanita sialan itu, apa lagi sekarang dia sedang membawa ketiga buah hatinya, ‘berani dia menyentuh ketiga anak-anakku, maka akan kusediakan neraka untuknya’.

“mama, kenapa wajah mama aneh begitu”, ucapan yuki membuat sakura sadar akan pemikiran nistanya sendiri.

“emm, tidak ada apa-apa sayang, mama hanya kesal dengan pasien mama saja, maaf ya, kalian jadi terburu-buru ikut mama kerumah sakit sekarang”, kata sakura dengan mimik wajah menyesal.

“tidak apa-apa ma, kami mengerti”, timbrung haru dikursi belakang bersama sarada. ‘semakin cepat semakin baik’, batinnya.

“terima kasih sayang, kalian benar-benar malaikat mama”,

Triplet hanya tersenyum manis pada sakura, tidak tahu saja anaknya sudah mempersiapkan sebuah rencana manis untuk bertemu papa mereka.

Sejak semalam mereka bertiga tidak bisa tidur memikirkan hari ini, hari bersejarah bagi ketiganya. Dalam benak mereka terdapat banyak sekali pertanyaan,seperti ...

‘apakah papa setampan yang ada difoto?’

‘apakah papa orang baik?’

‘apakah papa akan menerima kami?’

Dan berbagai pertanyaan lainnya yang ada dikepala kecil mereka.
.

.

.

Lima belas menit kemudian mereka bertiga sudah sampai di rumah sakit.

Sakura memakirkan mobilnya dibasemen seperti biasa, dia menggandenga putra putrinya masuk kedalam rumah sakit bersama, para staf rumah sakit langsung menyambut mereka dengan sapaan sapaan ramah, tak lupa sesekali mereka mencubit pipi cubby triplet, membuat yuki, sarada, dan haru menjerit tidak suka. Kalau yang mencubit hanya satu orang tidak apa-apa, tapi kalau disetiap bertemu staf maupun perawat rumah sakit yang jumlahnya mencapai satu batalion, membuat mereka kesal juga, lihat pipi mereka yang sudah mulai memerah.

Sakura yang melihat anak-anaknya menjadi objek kegemesan para karyawan dirumah sakit ini juga tidak bisa berbicara banya. Sakura segera menggiring anak-anaknya menuju ruangannya.

“kalian tunggu disini saja ya, mama mau mengecek pasien mama sebetar, jangan nakal, kalau mau keluar hubungi mama terlebih dahulu, oke”, titah sakura yang segera dibalas dengan anggukan ketiga anak-anaknya.

Sakura segera melesat pergi setelah memakai jas putih dokternya, dia melangkah dengan cepat, hentakan kalinya yang kuat menegaskan suasana hatinya yang sedang marah luar biasa.

Pintu rawat sasuke ada didepan mata, dia berhenti sejenak, tarik napas buang, tarik buang. Sakura berusaha menetralkan rasa marahnya, setelah merasa agak tenang sakura memegang gagang pintu dan mendorongnya kedalam, dia berjalan dengan wajah datar, pandangannya tertuju pada laki-laki yang tengah berbaring santai diatas ranjang rawatnya, mata pria tersebut terlihat menantang kearah sakura, wajahnya yang angkuh ditambah sebuah seringai membuat amarah sakura yang sempat mereda kembali memuncak.

Sakura berjalan mendekati ranjang sasuke, sakura membanting papan data pemeriksaan sasuke yang dibawanya kemeja dekat ranjang sasuke.

“apa.maksud.kelakuanmu. ini uchiha”, ucap sakura penuh penekanan. Tak ada lagi sopan santun atau apapun itu kembali.

Little Secret (End)Where stories live. Discover now