Part 7

24.8K 1.4K 69
                                    


Sudah sebulan tak terasa Sasuke mencari gadisnya, namun belum juga menemukan titik teranngnya, sementara ayah Sasuke semakin gencar merecokinya dengan perjodohan antara dirinya dan beberapa putri kolega bisnisnya.

Sejauh ini Sasuke terus saja menolak dengan keras gadis yang ayahnya sodorkan kepadanya, mulai dari yang seksi, modis, pemalu, kurasa masih banyak lagi yang lainnya.

Sasuke muak dengan semua itu jujur saja, sudah berulang kali dia berulah untuk menggagalkan rencana perjodohannya. Damn, dia seperti tidak mempunyai harga diri jika menerima perjodohan dari ayahnya itu.

'cherry dimana kau', gumamnya lelah. Dia membutuhkan gadisnya sekarang. Tapi gadis itu benar-benar susah untuk dicarinya.

Jika kalian mengira bahwa Sasuke sudah jatuh cinta pada gadis one night standnya, jawabannya adalah tidak, kalian salah. Sasuke membutuhkan gadisnya sebagai tameng untuknya supaya terbebas dari perjodohan sialan ayahnya itu.

.

.

.

Sakura tengah terpekur dikamarnya, ini sudah lebih dari empat hari dia mengurung diri dikamar, duniannya hancur ketika mengetahui bahwa dirinya kini telah berbadan dua, dia bingung bagaimana menjelaskannya pada keluarganya, pada nee-chan dan nii-channya, dia takut mereka akan kecewa terhadapnya.

TOK TOK TOK

"Sakura-chan, keluarlah buka pintunya, ini ni-chan, aku ingin bicara kepadamu".

Suara Sasori membuat Sakura takut sendiri, dengan ragu dia membukakan pintu kamarnya untuk kakaknya. Terlihat raut wajah cemas Sasori yang melihat kondisi adiknya yang dirasa kurang baik.

Sasori memasuki kamar adiknya, dia duduk di pinggir ranjang Sakura, Sakura mengikuti Sasori dia duduk disebelah Sasori,

"ada apa saki? Ceritakanlah masalahmu".

"a-apa maksud nii-chan, a-aku baik-baik saja", kilahnya.

"aku tidak suka kau berbohong Sakura", Sasori memberikan tatapannya kearah Sakura, adiknya ini pasti menyembunyikan sesuatu darinya. Tingkah Sakura yang aneh akhir-akhir ini membuatnya curiga, adiknya kini lebih pendiam, pemurung dan suka mengurung diri dikamarnya.

"tidak ada apa-apa nii-chan sungguh", ucap Sakura berkeras hati.

"sebaiknya kau jujur saki, atau aku yang akan mencaritahu sendiri", Sakura menegang mendengar paksaan Sasori, kakaknya adalah mahluk egois yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang dia mau.

"baiklah, jika kau tidak mau mengatakannya juga, aku yang akan mencari tahu sendiri", Sasori berdiri dari duduknya. Sakura buru-buru bersujud kearah kaki Sasori, dia memeluk kaki Sasori sambil menangis meraung-raung, dia menumpahkan kesedihannya saat itu juga, berulang kali dia menyebutkan kata maaf untuk kakaknya, Sasori yang tidak kaget akan reaksi Sakura mencoba untuk membuat adiknya berdiri dan melepaskan belitannya terhadap kakinya.

"bisakah kau bercerita sekarang Sakura", Sasori berjongkok dan mengusap kedua pipi Sakura yang telah basah oleh air mata.

"nii-chan hiks, aku tidak tau harus menceritakannya dari mana, hiks aku takut kau akan marah denganku, hiks aku takut kau akan membenciku nii-chan"

Sasori memeluk adiknya, dia mengusap punggung Sakura dengan sayang, "ceritakanlah pelan-pelan saki, aku janji aku tidak akan marah ataupun membencimu"

Sakura melepaskan pelukan Sasori, "janji?", Sakura menyodorkan jari kelingkingnya, dan disambut oleh jari kelingking Sasori, "janji"

Sakura mendadak gugup sendiri, dia merasakan keringat dingin yang mulai bermunculan didahinya, "a-aku.... sebenarnya... aku....aku..."

Little Secret (End)Where stories live. Discover now