Part 16

23.5K 1.3K 104
                                    

“A-anak-anak?!”,
.
.
.
F*ck, demi apapun, sasuke menyumpahi siapapun yang sudah seenak jidat menginterupsi kegiatannya berciuman.

Sialan rasanya rusuk sasuke kembali patah karena dorongan kuat dari sakura.

“A-anak-anak?!”, sakura berseru cukup kuat.

Sasuke memindahkan pandangannya pada tiga kurcaci kecil yang tengah memandangi mereka berdua seakan berkata ‘what the hell they are doing’.

Sakura menghampiri ketiga anaknya yang masih mematung ditempat.

“mama ciuman sama dia”, sarada menunjuk kearah sasuke yang masih terdiam ditempatnya,  dia menatap dengan pemikiran yang tak terbaca. Dia terus menatap triplet tanpa mau berkedip, dan triplet meresponnya dengan menatap sama intens nya dengan sasuke.

Mereka bertiga tersenyum jenaka melihat mamanya yang terlihat salah tingkah.

“se-sedang apa kalian disini, bukannya mama sudah bilang untuk menunggu mama diruangan mama”, seru sakura antara panik dan malu.

“hihihi wajah mama merah, lucu”, komen yuki. “mama habis ciuman sama pa...hup”, mulut ember yuki langsung dibekap oleh haru.

‘hampir saja’,

Sakura mengerutkan keningnya, “hei kalian masih belum menjawab pertanyaan mama, bagaimana bisa kalian tahu mama ada disini”, sakura berkacak pinggang didepan triplet,

“mama lama, makanya kami menyusul mama, bibi tenten yang memberitahu kalau mama sedang ada diruangan ini”, jelas haru, dia tidak mau mengambil resiko kalau yang menjawab dua saudarinya, apalagi yuki.

“sekarang mama jawab, kenapa mama ciuman sama paman itu?”, tanya haru pada mamanya.

Sakura gelagapan , “i-itu, ... itu bukan ciuman sayang, i-itu ma-mama... mama  memberikan napas buatan untuk paman itu, yah napas buatan, ka-karena dia sesak napas”, dustanya.

Alis haru mengkerut, “tapi kenapa sambil emut-emutan, apa kalian juga rebutan permen dimulut mama, karena paman itu menjilati kedalam mulut mama terus”,

‘kenapa kata-katanya terdengar sangat frontal, apa lagi ini yang mengatakan anak kelas dua SD, tuhaaan’, pekik hati sakura. Rasanya wajah sakura sudah sangat memerah sekarang, apalagi mendengar adegan ‘emut-emutannya’.

“i-itu..”, ‘ayolah berpikir sakura’,

‘oh kami sama, ingin rasanya aku memutar waktu,Arrgh UCHIHA BRENGSEEEKKK. Kami-samaaa aku sudah mencemari pemikiran anak-anakku, haruskah aku mengaku saja, hwaaaa’, paniknya dalam hati, dia bisa merasakan keringat dingin mulai terasa dipelipisnya. Sakura meremas jemarinya yang terasa licin.

Haru masih menanti jawaban sakura, “mama tahu, ciuman mama seperti ciuman paman sasori dengan bibi konan”,

“iya, benar”, seru yuki yang sepertinya ingat dengan momen itu, “cium sambil emut-emut”, pekiknya gembira karena berhasil mengingatnya

“hn”, sarada mengangguk mengiyakan.

“huh?”, oke sakura shock berat sekarang,

‘ingatkan aku untuk membakar bibir sasori-nii nanti’, batinnya.

“jadi mama ada hubungan apa dengan paman itu?”, haru mengembalikan ketopik utama.

‘Damn, tak bisakah mereka kubuat amnesia sejenak’.

“BERHENTILAH MENYEBUT MAMA CIUMAN, ya tuhan itu bukan kosa kata yang baik untuk kalian, lagian... APA URUSANNYA DENGAN KALIAN?”, pekik sakura akhirnya, karena bingung mau membuat alasan apa lagi.

Little Secret (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant