Part 20

25.7K 1.4K 64
                                    

Sakura membaringkan kembali sasuke ditempat tidur pasien, biar bagaimanapun sasuke masih belum di ijinkan untuk turun ranjan. Sasuke menurut, tapi dia berkeras untuk menolak di infus kembali, dia bilang dia tidak butuh selang menyebalakan itu, kalau sakura berani menancapkan selang infus lagi, maka dia tidak akan segan segan untuk mencabutnya kembali.

“aku seperti hewan peliharaan yang sedang diikat”, katanya.

Sakura hanya menggelengkan kepalanya, dia tidak mau berdebat kembali dengan sasuke, baru beberapa menit yang lalu mereka berdamai, bahkan saling berpelukan. ugh mengingatnya membuat dia merasa bodoh sekaligus malu berkepanjangan. Sudah cukup, Dia tidak mau memulai percekcokan kembali dengan uchiha brengsek ini. Tidak untuk sekarang, fisik dan batinnya sangat lelah.

“uchiha-san...”

Sasuke memicingkan mata tidak suka, “sudah kubilang panggil aku sasuke”, gertak sasuke

Sakura berusaha untuk tetap sabar, “baik, sasuke..”

“pakai sufix –kun”, perintahnya.

‘gezzz sabar sakura’,

“ayolah sasuke, aku sudah muak bercanda denganmu, bisakah kita bicara serius sekarang”,

“hn”,

“baik, pertama, aku memang mengijinkamu mendekati anakku...”

“anak kita”, koreksi sasuke.

“BAIK, ANAK KITA, OKE... kenapa kau kembali kemode awalmu yang menyebalkan”, seru sakura yang mulai kehilangan kesabaran.

“kau ingin kita bicara sambil berpelukan lagi? Kalau begitu kemarilah, ‘came to papa’”, sasuke merentangkan kedua lengannya siap menyambut sakura,

“lupakkan, sekarang kita bahas mengenai triplet, aku tidak bisa mengijinkanmu untuk menemui triplet sekarang”,

“kenapa tidak”, sergah sasuke, “kau ingin menjauhkan mereka lagi denganku”, tuduhnya. “aku tidak mau menunggu lagi sakura, sudah cukup 7 tahun ini aku menunggu”, tegas sasuke kembali.

Sakura memijat pelipisnya yang terasa sakit. “mereka masih sekolah ingat, dan setelah mereka selesai sekolah mereka harus mengikuti les kursus, belum lagi tugas sekolah mereka, lagipula aku juga harus berbicara terlebih dahulu dengan anak-anak, kamu nggak bisa main sergap dan bilang kamu adalah papa mereka, yang ada mereka malah bakalan lari menjauh dari kamu, kita harus membicarakannya pelan-pelan”,

Sasuke hanya bisa diam sekarang, “lalu kapan aku bisa bertemu mereka, kau sudah menahan mereka sangat lama ingat”,

“bisakah kau tidak mengungkit-ungkit hal itu, aku tidak sepenuhnya salah disini. Ingat akibat siapa aku hamil dan terpaksa melahirkan dan membesarkan mereka sendiri”, sindir sakura.

“bukan aku yang melarikan diri saat dikonoha, kau tidak bisa menyalahkanku disini”, cibir sasuke.
“jadi aku yang salah disini”, seru sakura emosi. “bukan aku yang menginginkan ‘milikmu’ menyemprotkan benihnya sembarangan padaku, kau pikir aku berencana hamil saat berlibur dikonoha”,

Sasuke kaget, dalam hati dia bersyukur kamarnya kedap suara, setidaknya tidak akan ada yang mendengar omongan vulgar mereka saat ini.

Giliran sasuke yang sekarang diam, terlihat rona merah yang mualai menyebar dikedua pipinya, hingga dia memilih untuk memalingkan wajahnya sejenak, dalam hati dia mengumpati sakura yang bermulut manis, ‘sangat manis untuk dirasakan sebagai racun’. (**Nancep banget pak).

“jadi kapan aku bisa bertemu dengan mereka”, tanya sasuke kemudian, dia tidak mau memulai perdebatan siapa yang salah dan siapa yang benar disini. Sepertinya rona merahnya mulai memudar, dan sakura juga sudah mulai tenang kembali , tidak meledak-ledak lagi.

Little Secret (End)Where stories live. Discover now