Misunderstand

2.7K 250 22
                                    

Bona P.O.V


Saat aku mulai mengiris tipis daging asap untuk Jaehwan.

Tapi perhatian ku teralihkan karena wajah Jungkook yg terlihat sangat capek.

Tanpa sadar aku mengiris tangan ku sendiri.

"Aakkhh!"

Dengan cepat aku melempar pisau dan mencuci jari ku yg teriris.

Hanya sedikit irisan lagi yg dapat memutuskan setengah kuku ku sendiri.

Aku terus meringis dan mencuci jariku yg terus mengeluarkan darah tanpa henti.

"Apa yg terjadi padamu?!"

Mungkin Jungkook terbangun mendengar teriakan, ringisan ku dan juga pisau yg terlempar jauh.

Dengan cepat dia merobek kaos polos putih nya untuk di ikat ke jari ku, sementara diri nya mencari kotak p3k

"Kau tau jari mu hampir putus, pembulu darah mu pecah dan membuat darah tak berhenti mengalir, jangan mencuci nya kau tidak tau ada kuman atau bakteri apa saja yg terkandung dalam air keran"

Aku hanya diam dan memperhatikan wajah nya yg sangat khawatir.

"Aku akan mencari kotak p3k, tunggu disini"

Aku duduk dikursi meja makan, tanpa ku tau Jaehwan pergi kemana.

Tak lama Jungkook datang membawa kotak p3k dan melepas kaos yg diikatkan nya dijariku.

"Mengapa kau baik padaku?"

"Apa selama ini aku jahat?"

Aku hanya diam, tak menjawab dan membiarkan nya menbasuh jariku dengan air antiseptik.

Lalu mulai memperban nya.

"Ya, kau jahat"

"Tidak, aku pria yg baik"

Saat sudah selesai, dia melanjutkan mengiris daging asap untuk Jaehwan.

"Kau baik, hanya 20% dari 100%" ucapku

"Aku bertanggung jawab dalam keluarga, mencari nafkah lebih dari cukup, memberi nafkah batin nomer 1 untuk mu, penyayang pada anak2ku"

"Tapi kau tidak setia, itu kekurangan mu"

"Semua manusia memilikki kekurangan"

"Tapi kekurangan mu itu terus kau ulang2 hingga aku muak"

"Oh ayolah, apa terpaku kepada satu wanita saja itu tidak membosankan?"

"Kau bosan padaku?" Tanya ku.

Oh ayolah mataku sungguh penuh dengan air mata saat ini.

"Kau pikir bagaimana?"

Aku langsung berlari menaikki tangga air mataku tak dapat dibendung lagi.

Aku sungguh lelah dengan hubungan ini, dan disaat aku mencoba bertahan, dia membuatku jatuh dan selalu jatuh.

Aku lelah memperjuangkan kau Jungkook.

Aku bertahan karena anak kita, Jaehwan dan Jaena yg masih kecil.

Dan sekarang, ini saat nya untukku pergi

Tapi aku bingung harus pergi kemana.

Ya, aku akan pulang kerumah ayah dan ibuku.

----------

Ku kunci pintu kamar kami, tak memperdulikan Jungkook yg terus menggedor pintu tanpa henti.

Dengan linangan air mata aku melipat semua baju yg ku keluarkan dari lemari.

Aku tidak membawa Jaehwan dan Jaena.

Kecuali kalau mereka bersikeras untuk ikut.

"Bona! Yak! Kau salah paham"

Jungkook terus menggedor pintu tanpa henti

Semakin air mataku menetes tanpa jeda.

Setelah semua nya ku rasa tak ada yg ketinggalan aku keluar dan membuka pintu kamar.

Dengan membawa koper aku mengabaikan Jungkook yg terlihat bingung

Dan akhirnya menyadari bahwa aku ingin keluar dari rumah ini.

Dia mengejarku dan menahan tangan ku.

"Kau mau pergi kemana?"

Tanya nya yg membuatku semakin kesal pada nya.

"Tentu saja keluar dari rumah ini, dan tujuan ku kemana bukan urusanmu"

Aku melepas genggaman tangan Jungkook dilengan ku.

"Hey!"

Dan untuk kedua kali nya Jungkook menarik tangan ku dan dengan satu tarikan kembali dia menarik ku kedalam pelukan nya.

Sungguh ini pelukan yg sudah lama tak kurasakan

Bona kau tak boleh luluh dengan pria ini, beri dia pelajaran!

Aku pun melepaskan pelukan kami dan mendorong nya, lalu aku berlari dengan koper ku menuruni anak tangga dan memasuki taksi yg sudah stay didepan rumah.

"Cepat pak! Ngebut!"

Saat aku melihat Jungkook memundurkan mobil nya untuk mengejarku, aku meminta supir untuk mengebut.

My Female Bitch [Jeon Jungkook BTS]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt