ICE PRINCESS ❄ 02 | Gak Mungkin Kan?

439K 23.4K 1K
                                    

"Cinta itu 11:12 sama jalangkung. Dateng gak diundang, pergi bawa sakit hati."

ARJUNA

.

Arjuna Nolan Vernando

Badge nama itu tertempel jelas di sisi baju sebelah kanan, sejajar dengan bendera merah putih yang terjahit di sisi kiri atas saku. Membenarkan letak dasinya yang sedikit longgar serta tak lupa tatanan rambut ke atas yang selalu menjadi poin utama penampilannya.

Like father like son?

Arjuna menyambar jaket, tas punggung abu-abu, serta kunci motornya. Menutup pintu kamar, lalu menuruni tangga untuk bertemu dengan keluarganya yang ia tebak sudah lengkap berkumpul di sana. Benar dugaannya. Mereka semua sudah duduk dengan sesekali mengobrol sambil menikmati sarapan pagi.

Setiap pagi, ia selalu bersyukur karena dapat melihat pemandangan yang belum tentu semua orang bisa merasakannya. Ia berjalan mendekati bundanya yang sedang menikmati sandwhich, lalu mencium pipi kanannya.

"Pagi Bunda Tataku,"

Renata, bunda Arjuna tersenyum cantik. Wanita itu, meski 5 tahun lagi akan menginjakkan umur kepala lima, cantiknya tak pernah luntur.

"Pagi juga sayang, makan dulu, Bunda sudah buatin sandwhich kesukaan kamu."

Arjuna mengangguk lalu berjalan ke arah adiknya, Nada dan Rama.

"Pagi es batu dari Antartika," sapanya ke Rama sambil menoel pipi sang adik.

Rama mendengus kesal akan sebutan nama yang diberikan kakaknya. Melihat itu, Arjuna tersenyum kecil, sudah terbiasa akan muka tembok dan kebiasaan adiknya yang berbeda dari anggota keluarga lainnya. Bikin gemes.

"Pagi cerewet," ucap Arjuna sambil merusak tatanan rambut Nada.

Nada mendengus kesal. "Bunda, Kak Juna nih!"

Arjuna hanya terkekeh, hal itu adalah kebiasaannya setiap pagi. Dan menjadi hal wajib yang perlu ia lakukan.

"Jun! Kebiasaan kamu, nanti adek nangis!" Arjuna menatap Elfan, ayahnya, lalu berjalan mendekat.

"Pagi juga Yah," ucap Arjuna sambil mencium punggung tangan ayahnya yang dibalas dengan deheman.

Arjuna mulai duduk dan menyantap makanan favoritnya dengan sesekali mengejek Nada hingga gadis itu berkali-kali mengadu ke Renata dan Elfan.

"Kak, udah mau setengah tujuh tuh, berangkat sana. Jangan gangguin adek terus, nanti telat."

Arjuna menoleh kilas ke Renata lalu mengecek jam tangannya yang menunjukkan hampir setengah tujuh, kurang 10 menit lagi. Kepalanya terangkat, menatap Rama yang sedang meneguk air putihnya.

"Mau bareng gue gak Ram? Tumpangan gue gratis nih, ga pake ongkir."

Rama menatap sekilas lalu menggeleng. "Emang gue barang? Gak makasih. Gue bawa motor."

Arjuna terkekeh.

"Yaudah kalo gitu Juna berangkat dulu Bun, Yah," ucapnya lalu menyalami keduanya.

Tak lupa, ia mencubit hidung Rama hingga laki-laki itu mendesis marah serta sentuhan akhir pada kepala sang adik yang menjadi target utamanya.

"KAK JUNAA!!"

Juna tertawa lalu berlari ke depan, menghindari serangan maut Nada.

❄❄❄

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang