ICE PRINCESS ❄ 11 | Rumusan angka

257K 16.8K 1K
                                    

"Jika ibarat soal matematika, lo yang jadi rumusnya dan gue yang akan mecahin rumus itu sampe gue tau jawabannya."

ㅡ ARJUNA ㅡ

.

Entah angin apa yang membawa Arjuna saat ini. Tersenyum tanpa henti hingga memunculkan kernyit di dahi keluarganya.

Gigitan roti lapis cokelat seakan terkalahkan oleh satu pikiran yang menyebabkan semua itu terjadi.

Elfan tak mengerti apa yang ada di benak putranya. Begitupula Renata. Bisa dibilang, ini adalah kali pertama putra sulung mereka bersikap sedemikian.

Kernyit dahi itu juga tak luput dari Rama. Sambil memakan roti lapis kacang, mata elangnya memandang Arjuna dengan sesekali bergidik.

Abang gue kesambet apaan? Rama membatin.

Mungkin hanya Nada yang tak peduli.

Masih dengan senyum sama, Arjuna menelan kunyahan terakhir. Ia mendongak dan terkejut akan ekspresi dari mereka.

"Bunda, Ayah, sama Rama ngapain natep Juna gitu? Nyeremin amat?" Arjuna meminum air putih di gelasnya.

"Lo aneh." Rama membersihkan ujung bibir dari sisa roti yang menempel. "Kayak orang gila depan kompleks."

Hampir saja Arjuna menyemburkan air jika tidak ia tahan. "Punya mulut dijaga. Ganteng gini masa lo samain sama dia? Yang bener aja,"

Arjuna menarik tisu lalu membersihkan air yang berhasil lolos dari mulutnya. Kemudian ia berdiri dan menaruh piring dan gelas ke wastafel. Kebiasaan yang sejak dini Renata ajarkan kepada anak-anaknya.

Meskipun ada asisten rumah tangga, untuk soal ini Renata tak membiarkan pekerjaan mudah itu diambil alih oleh mereka.

Hal ini ia terapkan, supaya pendidikan karakter anak-anaknya terus tertanam hingga mereka beranjak dewasa seperti sekarang.

Arjuna menggendong tas lalu menyalami kedua orang tuanya. Tak luput dengan kebiasaan itu; mencubit pipi Rama hingga memerah dan merusak tatanan rambut Nada.

"Kak Juna!!" Teriak mereka bersamaan.

Sedangkan sang tersangka sudah berlari ke arah mobilnya diparkirkan.

❄❄❄

"Ray! Lo udah ngerjain pr mat kan?" Billa yang datang dengan muka was-was, langsung menyerbu Raya dengan pertanyaan itu.

Raya mengangguk.

"Gue liat plis,"

"Ambil aja. Warna kuning. Tutup lagi."

Tak menunggu lama lagi, Billa segera membuka resleting tas Raya dan mencari buku bersampul kuning. Senyumnya mengembang cepat setelah buku itu berada di tangan. Segera ia tutup kembali tas itu dan berterima kasih pada si empu.

Dengan kecepatan tingkat kilat, Billa menyalin angka-angka itu di buku tugas. Tak peduli dengan tulisan yang hampir menyerupai ceker ayam, yang terpenting tugas tersalin dan hati menjadi tenang.

Setelah kiranya 10 menit berlalu, Billa menghela napas cukup keras dan mengembalikan buku itu ke tempat semula.

"Lo terbaik Ray! Thank you so much my queen Elsa!"

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now