ICE PRINCESS ❄️ 49 | Can I Back To You?

166K 10K 558
                                    

"Bersikap seolah tidak apa di saat hati menganga itu susah dan selalu salah. Namun ingin kembali di saat ego meninggi itu lebih terasa menyakitkan dan menyedihkan di waktu bersamaan."

ARJUNA

.

"Ray, lo serius mau berangkat? Gak izin aja?" Tanya Galang cemas.

Raya menggeleng lemah. "Gue gak papa kali Lang. Kemaren juga gue sehat-sehat aja. Lo kan liat sendiri. Gak usah lebay deh."

Galang memijit pangkal hidungnya. "Lebay gimana sih Ray? Gue kasih tau ya, kemaren sama hari ini ya jelas beda. Kemaren libur dan sekarang hari Senin. Gue kemaren fine-fine aja karena lo di rumah, masih ada bi Edah yang jagain lo. Tapi di sekolah kan gak ada yang bisa mantau lo seratus persen. Apalagi hari ini UTS terakhir. Lo yakin mau kekeh berangkat di saat kondisi lo lagi turun gini?"

Raya mengangguk pelan sambil memasang kekehan kecil. "Iya bawel."

Galang berdecak kesal karena merasa kalah. "Lo emang anaknya om Ferdi. Sama-sama kepala batu." Ia menghidupkan mesin lalu mulai menjalankan mobilnya yang tadi masih asik terparkir di pelataran rumah.

Galang sedikit ngebut saat tahu bahwa 15 menit lagi bel sekolah akan berbunyi. Begitu sampai di parkiran, ia menghela napas lega keras-keras. "Hampir aja telat."

"Masih 10 menit kali, Lang. Selow aja." Raya melepas seatbeltnya lalu membuka ritsleting jaket biru langit yang tengah ia pakai. Melihat Raya yang hendak membuka jaket, Galang segera mencegah hal itu. "Tetep pake jaket lo. Ntar gue minta izin sama pengawas lo hari ini kalo lo lagi sakit."

Raya memutar bola matanya. "Ya, ya, ya. Terserah."

"Gue masuk duluan." Galang mengangguk sambil matanya tak lepas dari gerak-gerik Raya yang kini tengah berjalan dengan sedikit gontai.

Galang tak tinggal diam. Begitu mengunci mobilnya, ia langsung berlari dan menyusul Raya. Dirangkulnya bahu itu agar Raya tak lagi kesusahan berjalan. Raya sempat menolak, namun peringatan keras dari Galang mampu membuatnya bungkam dan berakhir dengan anggukan kepala.

"Pagi Rayㅡ"
"Ya ampun Raya!" Pekik Billa ketika melihat Raya yang masih berada di rangkulan kakak sepupunya.

Rupanya, pekikan Billa tadi sukses membuat satu kelas menoleh ke ambang pintu di mana mereka berada. Termasuk Arjuna yang tengah berbincang dengan Didi.

"Lo kenapa?"

"Gue gak papa. Galang aja yang lebay pake segala rangkul gue."

Galang mendesis sewot. "Ray."

Billa bersedekap melihat kedua saudara bersepupu itu. "Galang ngerangkul lo itu emang hal biasa. Tapi lo yang pake jaket di saat matahari udah terbit dari satu jam yang lalu dan muka lo yang pucet itu yang gak biasa, Raya."

"Gue gak papa."

Billa menghela napas. "Lo sakit, Ray. Kalo sakit kenapa kekeh berangkat sih?"

"Lo berdua itu lebay." Raya melepas rangkulan Galang lalu berjalan ke arah bangkunya dan mengeluarkan alat tulis begitu dirinya terduduk di bangku itu.

Billa dan Galang saling pandang. Mereka seolah tengah berbincang lewat isyarat mata. Kenapa-lo-biarin-Raya-berangkat-sih?!

Galang memutar bola matanya jengah. Ia memilih mengambil langkah ke kelasnya ketimbang bergelut dengan isyarat mata Billa yang ia yakini akan berakhir dengan kalimat peperangan.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now