ICE PRINCESS ❄️ 57 | Mencoba Mengerti

177K 9.3K 414
                                    

"Aku ragu. Dan akan terus begitu. Namun kata ragu tidak bisa membuatku tegak berdiri. Jadi kuputuskan untuk mencoba mengerti dan mengangguk untuk menegarkan hati."

— RAYA —

.

"Jadi... intinya lo gak mau LDRan sama Juna?" Billa bersedekap sambil memandang Raya yang terus manangis di kasur.

Sudah dua hari sejak pengumuman itu, Raya menginap di rumah Billa dan mengabaikan segala notifikasi yang menanyakan keberadaan dirinya. Beruntung, Billa segera memberitahu orang-orang yang tengah panik atas hilangnya Raya sehingga mereka bisa bernapas lega.

Raya mengangguk disela sesengguknya.

Billa mendekat lalu meraih kotak tisu dan memberikannya pada Raya. "Nangis sepuas lo. Kalo udah selese bilang."

"Udah puas kok, ngomong aja."

"Oke." Billa mengambil tempat di samping Raya lalu mengusap kepala gadis itu agar lebih tenang.

"Sekarang gue tanya. Kenapa lo pengen banget kuliah di Columbia?"

"Ya karena gue ada kesempatan dan kebetulan juga fakultas yang gue incar juga ada di sana."

Billa menjentikkan jarinya. "Itu dia."

Raya mengernyit tak paham.

"Sama halnya kayak Juna. Mungkin, waktu dia memutuskan untuk menyetujui kuliah di sana juga karena kedua alasan itu. Dan meskipun lo adalah pacarnya, lo gak bisa terlalu jauh mengurusi apa yang dia minati."

"Just because you both love each other, it doesn't mean that you can curb his future. Dia punya pilihan. Kayak lo. Dia berhak milih, karena itu haknya. Lagipula, LDR bukan sesuatu yang wow Raya. Contoh kecilnya, Galang sama Ninda. Lo contoh dong mereka. Bahkan udah jalan 3 tahun, mereka masih aja romantis. Lagipula, jaman sekarang udah canggih. Lo kangen ya tinggal video call."

"Tapi kenyataannya gak segampang lo ngomong, Bil."

Billa menghela napas. "Iya sih, oke gue ngaku kalah kalo soal ini."

"Tapi Ray, menurut gue lo itu terlalu berlebihan."

"Berlebihan?!" Beo Raya dengan suara meninggi. "Nih lo lihat,"

Raya menyodorkan ponselnya.

"Ini tuh sama halnya ibarat gue kuliah di Jakarta, dia kuliah di Korea. Bahkan lebih jauh dari itu. Dan lo masih bilang ini berlebihan?!"

Raya mengusap kasar air matanya. "Wajar gak sih gue kayak gini? Gue cuman gak mau pisah sama dia. Gue sama dia udah pernah mau hampir putus dan itu gak enak banget, Bil."

Billa menghela napas. "Iya gue ngerti perasaan lo. Gue ngomong gitu juga karena gue udah ngerasain."

Isak tangis Raya mendadak hilang. "Maksud lo?"

Billa tersenyun tipis. "Empat hari yang lalu gue hampir putus sama Didi. Dia bilang sama gue kalo dia bakalan kuliah di Cambridge, sementara gue memutuskan untuk menetap di Indonesia. Sama halnya kayak lo. Gue gak mau kita LDR. Gue marah sama dia untuk alasan yang terlalu childish. Karena gue gak mau pisah. Itu aja alasan gue."

"Tapi setelah gue pikirin baik-baik, gue rasa gue terlalu egois." Billa menarik napasnya dalam-dalam lalu di keluarkannya perlahan. "Orang tuanya adalah pengusaha sukses. Dan dia anak kedua dari dua bersaudara. Karena kakaknya lebih memilih kuliah di jurusan IT, mau gak mau, dialah yang akan mewarisi perusahaan ortunya. Dan setelah gue baca-baca di internet, ternyata Cambridge termasuk ke dalam jejeran universitas dengan program studi bisnis terbaik di dunia. Jadi wajarkan dia pilih universitas itu?"

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now