ICE PRINCESS ❄️ 45 | Complicated

173K 10.2K 626
                                    

"Aku melepas cinta untuk melindungimu. Dan aku harap kamu sadar itu."

RAYA

.

Arjuna mendengus bosan di kamarnya. Sejak kepulangannya dari rumah sakit kemarin, ia masih tidak diizinkan untuk berangkat sekolah oleh ayahnya. Padahal, kondisi kakinya sudah kembali normal meski belum 100% membaik.

Punggung Arjuna menyentuh headboard. Tangannya yang menyilang di belakang kepala ia gunakan sebagai bantal. Dengan mata terpejam menikmati udara AC, ia meluruskan kakinya.

Tok Tok Tok

"Kak, ini papah."

Arjuna refleks membuka mata sebelum ia beranjak untuk membuka pintu kamar yang ia kunci dari dalam.

"Ada apa Pah? Tumben ke kamar Juna."

"Ada yang mau papah bicarakan sama kamu."

Arjuna mengernyit samar namun kemudian ia mengangguk. "Masuk Pah,"

Elfan duduk di tepi ranjang anaknya dan Arjuna duduk di kursi belajar. Tak sengaja ia menangkap gelagat aneh dari sang papah namun ia coba tepiskan itu dari pikirannya.

"Papah mau bicara apa sama Juna? Apa itu penting? Sampai Papah nyamperin Juna segala."

Elfan menghela napas berat lalu tersenyum hangat pada putra sulungnya, putra yang digadang-gadang akan menjadi penerus perusahaan keluarga.

"Apa papah ganggu waktu kamu?"

"Papah bisa liat sendiri, Juna bahkan dari tadi gak tau mau ngelakuin apa."

Elfan tergelak. "Maaf, papah udah buat kamu jadi terkesan terkurung gini."

Arjuna tersenyum kecil. "Gak papa kali Pah. Juna cuman bosen aja karena udah absen lama."

"Papah ngerti."

Elfan menatap putranya. "Tapi Juna,"
"Papah justru ke sini untuk membicarakan soal izin kamu. Papah memperpanjang izin itu sampai dua minggu ke depan."

Arjuna membelalak. "Tapi Pah, Juna udah gak berangkat sekolah hampir 3 minggu bahkan hampir 1 bulan. Masa papah tega mau ngurung Juna di rumah terus? Kalau alasannya soal kaki, kaki Juna udah sehat, Pah. Bahkan kemarin udah bisa buat lari kecil."

Elfan menggeleng. "2 minggu itu bukan untuk mengurung kamu, Kak. Tapi karena papah akan kirim kamu ke Maladewa."

"Ke Maladewa? Kan sebelum Juna koma udah, Pah. Juna udah turutin kamauan Papah waktu itu. Kok sekarang lagi?"

Arjuna mengatur emosinya. Ia tidak mau emosinya lepas kendali di hadapan sang papah. "Kasih tau Juna alasannya, Pah."

Elfan berdiri lalu menghampiri anak sulungnya. "Satu hari setelah kamu sadar dari koma, papah memutuskan untuk mencabut berkas-berkas dari kepolisisan. Papah sudah menunggu cukup lama tapi kerja mereka yang terkesan lelet malah membuat papah semakin tidak bisa tenang. Akhirnya, papah menggerakkan seluruh orang kepercayaan papah dan mereka berhasil mengumpulkan bukti-bukti kecelakaan kamu. Secara rangkum, kecelakaan yang kamu alami adalah kecelakaan yang direncanakan. Ada dalang di balik ini semua. Dan papah pikir, dalang itu adalah salah satu dari musuh papah di dunia bisnis. Mungkin karena dia iri atau kalah dari papah, jadi dia ingin membalas dendamnya lewat keluarga papah."

Elfan menunduk lalu mengusap puncak kepala Arjuna. "Maka dari itu, papah ingin kamu di Maladewa untuk sementara. Hanya 2 minggu di sana bersama adek-adek kamu. Karena hanya ini yang bisa papah lakukan untuk melindungi anak-anak papah, Kak. Papah cuman takut hal seperti ini akan kembali terulang. Dan papah harap kamu bisa ngerti dengan kondisi ini."

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now