ICE PRINCESS ❄ 08 | Terima Kasih, Hujan

271K 15.8K 803
                                    

"Kalau ice cream itu rupa lo, berarti hujan itu sifat lo. Awalnya dingin tapi kalau udah reda, lengkungan pelangi lo bikin dunia gue berhenti di detik itu juga."

ARJUNA

.

Langit bergemuruh, mengundang kesedihan yang terkumpul dalam kelabu. Angin terombang ambing, menerpa sesuatu yang kasar hingga menghasilkan suara. Daun-daun yang tak kuat berpegangan pada ranting, memilih jatuh dan membiarkan angin mendaratkannya di mana. Mengurangi kadar semangat yang Arjuna optimalkan setiap pagi, menjadikan rasa malas, kini berdominan namun kewajiban tetap harus ia kerjakan.

Jaket maroon telah melekat apik di tubuhnya. Bahkan cuaca seburuk apapun, tak dapat mengurangi ketampanan yang ia miliki.

Sambil menenteng tas, ia menuruni tangga untuk melakukan rutinitasnya setiap pagi: menyapa Renata, Elfan, Rama, dan Nada; sarapan bersama; dan menjahili kedua adiknya, satu poin terpenting.

"Kak, Rama sama Nada ikut kamu ya? Kamu naik mobil kan?" Arjuna mengangguki ucapan Renata lalu menghabiskan kunyahan terakhir nasi gorengnya dan mengakhirinya dengan tegukan air putih.

"Rama gak pake mobil sendiri?"

"Mobil adek kamu lagi diservice."

Mulut Arjuna membulat dengan disertai anggukan kepala.

"Kenapa Nada gak sama ayah aja Bun?" Renata tersenyum lalu mengusap kepala Nada dengan sayang. "Ayah sama bunda hari ini mau siap-siap ke Perancis, jadi gak papa kan Nada sama Kak Juna dulu?"

Nada tersenyum lalu mengangguk mengerti. "Iya Bun, tapi jangan lupa beli oleh-oleh ya?"

Renata menyentuh ujung hidung Nada dengan telunjuknya, membuat gadis SD itu tersenyum senang. "Iya sayang."

"Asik!" Pekiknya bahagia.

"Jadi hari ini Ayah sama Bunda mau ke Perancis?" Arjuna tersenyum miring yang dapat Elfan lihat dengan sudut matanya.

"Honeymoon part ke berapa nih?"

Renata yang sedang minun tiba-tiba terbatuk akan pertanyaan dari putra sulungnya. "Bunda sama Ayah di sana mau kerja Kak, bukan liburan."

"Ah, bilang aja mau buat adek lagi. Iya kan?" Arjuna menaik turunkan alisnya, mengerjai orangtuanya seperti ini memang selalu membuat dirinya terhibur.

"Emangnya buat adek itu gimana Kak? Harus ke Perancis dulu ya?"

Skakmat lo Jun. Arjuna merutuki dirinya sendiri, tak tau harus menjawab apa pada adik kecilnya itu.

Arjuna menengok kanan kiri, mencari bantuan pada Rama, dan kedua orangtuanya. Tetapi mereka malah sibuk sendiri, seakan tak mendengar pertanyaan itu. Hingga saat matanya bertemu dengan mata Elfan, laki-laki berumur hampir menginjak kepala lima itu hanya memasang senyum meremehkan, lebih tepatnya mengejek Arjuna karena termakan oleh omongannya sendiri.

Sama halnya dengan Rama, laki-laki yang baru saja naik ke SMA itu bahkan tersenyum sinis sambil mengucapkan kata 'puas' tanpa suara. Arjuna membalasnya dengan kepalan tangan yang ia taruh di atas meja sambil berucap 'awas lo ya!' yang juga tanpa suara.

"Kak Juna, jawab dong pertanyaan Nada!" Nada memajukan bibirnya ke depan. Ini biasa ia lakukan jika sedang kesal.

Aduh gimana ya jawabnya? Arjuna menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now