ICE PRINCESS ❄ 25 | Semburat dari Kebohongan

225K 15.2K 657
                                    

"Aku adalah apa yang kamu pikirkan. Jika begitu hukumnya, maka kamu adalah dasar dari apa yang kutunjukkan."

ㅡ ARJUNA ㅡ

.

"Duduk," pinta Arjuna setelah mereka sampai di kelas.

"Gue ke loker dulu. Lo tunggu sini."

Raya menurut. Ia duduk di bangku yang Arjuna tunjuk lalu merunduk. Malu kini terlalu besar menguasainya. Lihat saja, pakaiannya basah, bau, dan kotor. Sangat jauh dari kata cantik meski wajah Raya akan selalu cantik bagaimanapun keadaannya.

Lama menunduk, Raya melihat sepasang sepatu di hadapannya. Saat mendongak, senyuman hangat itu membuat hati Raya ikut menghangat.

Arjuna meletakkan handuk bersih yang ia ambil dari lokernya ke atas kepala Raya. Ia juga membantu Raya mengeringkan kepalanya, lalu beralih ke bagian tangan gadis itu. Saat tanpa sengaja melihat baju Raya yang basah, wajah Arjuna memerah. Keadaan basah itu membuat dalaman Raya terlihat jelas di mata Arjuna dan ia berhasil dibuat salah fokus.

Arjuna berdeham lalu berdiri. Ia segera menuju bangkunya dan meraih jaket putih oversizenya kemudian kembali ke tempat semula.

"Tangan lo,"

Raya melirik apa yang tengah Arjuna lakukan. Sedikit ragu, namun Raya tetap menurut dan memasukkan kedua tangannya ke lengan jaket itu. Arjuna menarik reslesting hingga batas leher lalu mengamati penampilan gadis itu yang kini terlihat sangat menggemaskan dengan jaket kebesaran miliknya.

Secara spontan, tangan kanan Arjuna berlabuh di pucuk kepala Raya lalu menggerakkannya pelan. "Lo lucu banget. Gue gemes liatnya,"

Blush

Pipi Raya memerah, seakan menyamakan warna dengan bekas tamparan Thalia.

Arjuna ingin tertawa namun, ia teringat dengan kejadian tadi. Saat Thalia dengan beraninya menampㅡah shit! Umpat Arjuna dalam hati.

Telapak tangan Arjuna dengan hati-hati mendarat di pipi kiri gadis itu yang terlihat lebih merah dibanding pipi satunya.

"Sakit?"

Raya terdiam. Terlalu dekat dengan Arjuna membuat dirinya susah untuk sekedar berkata.

Mereka hanya saling pandang dan terputus karena Arjuna dengan cepat menarik kepala Raya agar bersender di bahunya. Pekikan Raya tertahan di tenggorokan, pupil matanya membesar seolah menggantikan peran bahwa dirinya terkejut akibat ulah Arjuna.

"Maaf, karena gue, lo jadi terluka kayak gini."

Raya mengerjap dalam dekapan Arjuna. "Gu-gue gak papa."

Arjuna semakin mempererat dekapannya hingga Raya sedikit merasa kesulitan untuk bernapas.

"Lepas Jun, gue bau. Ntar lo ikutan bau,"

Arjuna tersenyum lalu mengusap pelan rambut Raya yang sudah lumayan kering. "Gak mau,"

"Kok gak mau?"

"Salahin diri lo."

"Gue?"

Arjuna mengangguk. "Iya lo. Gara-gara lo, gue terlanjur nyaman sama posisi ini. Jadi biarin aja dulu."

Raya menggigit bibir bawahnya saat kembali merasakan detakan tak normal dari jantungnya yang kembali hadir.

Arjuna, gue rasa lo spesies paling berbahaya buat jantung gue.

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें