ICE PRINCESS ❄️ 50 | Hilang

166K 10.3K 327
                                    

"Kamu mau tahu apa yang membuatku takut di dunia ini? Yaitu kehilangan orang-orang yang kusayang. Termasuk kehilanganmu, Rayaku."

ARJUNA

.

Hari pengumuman tiba.

Terhitung sudah setengah jam Arjuna bolak-balik menatap gerbang sekolah, namun tak kunjung menemukan Raya di sana. Padahal, hasil UTS 2 sebentar lagi akan ditempel di papan pengumuman. Tetapi keberadaan gadis itu belum juga nampak di matanya.

"Jun, lo ngapain?" Didi datang sambil menepuk bahu Arjuna sehingga laki-laki itu sedikit terkejut akannya.

"Enggak ngapa-ngapain. Lo sendiri?"

"Gue nyariin lo dari tadi. Anak-anak lagi mau main futsal di lapangan belakang. Lo mau ikutan gak?"

"Lawan siapa?"

"Campur. Anak kelas 10 ada, anak kelas 12 juga ada."

Arjuna menggaruk dagunya sebentar lalu mengangguk. "Boleh deh."

Mereka berjalan ke lapangan belakang yang rupanya sudah banyak dipenuhi oleh siswa-siswi. Sebelum melakukan pertandingan, mereka terlebih dulu melakukan pemanasan ringan. Supaya otot tidak keram dan meminimalisir terjadinya cedera.

"Cup! Gue pilih tim Arjuna! Lo, lo, semua gak boleh milih dia juga! Dia punya gue!" Semua anak perempuan yang mendengar mendadak memutar bola matanya jengah.

"Juna milik bersama kali Re, main cup-cupan aja lo!"

"Iya bener. Tuh dengerin!"

Billa menggeleng pelan saat menyaksikan percakapan tiga gadis di sampingnya. Kemudian ia kembali menatap lapangan di bawah sana. Mengamati sosok Didi yang entah mengapa terlihat dua kali lipat lebih tampan ketika tengah merengganggkan otot-ototnya.

Senyum Billa terukir tatkala tatapannya terbalas. Di sana, Didi melambaikan tangan lalu melakukan fly kiss jarak jauh hingga pipi Billa terasa memanas. Namun dampak yang Didi lakukan bukan hanya berimbas pada Billa. Tetapi juga para gadis di sekitarnya.

Billa mendengus lalu detik kemudian ia tersadar akan sesuatu. "Raya mana ya?"

Ia mengecek ponselnya dan melihat jam yang terpampang jelas di sana. Pukul 08.00 a.m, yang artinya sudah satu jam Billa tak melihat keberadaan Raya di sekolah.

Billa mencoba menghubungi Raya. Namun yang terdengar hanyalah suara operator wanita. Berkali-kali ia mencoba, berkali-kali juga ia mendapat balasan yang sama. Seketika Billa dilingkupi rasa cemas. Tapi ia terus berpikir positif. Ya, siapa tahu ponsel Raya mati karena kehabisan daya. Lagipula, Galang juga belum terlihat batang hidungnya. Mungkin saja mereka benar-benar terlambat karena terjebak macet atau terlambat bangun pagi.

Positive thinking, Bil. Mereka pasti cuman telat. Billa meyakinkan diri lalu kembali mengalihkan fokusnya pada seseorang di lapangan sana.

❄️❄️❄️

"Kak Juna, selamat ya!" Arjuna mengernyit akan perkataan salah satu siswi yang melintas di hadapannya.

"Wuihhh belum juga liat hasilnya lo udah dikasih ucapan selamat. Tapi paling-paling lo di peringkat dua kayak kemaren. Kan posisi pertama selalu ada mantan terindah lo di sana."

Arjuna mengangkat bahunya.

"Kak Juna congrats!"

ICE PRINCESS • (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now