[6] Cascade - Initiation

5.6K 1.2K 208
                                    

Cascade Moodboard created by queenrexx on mulmed.

**

Aku sungguh tak tahu harus menggunakan kata apalagi untuk mengungkapkan rasa kesalku pagi ini.

Satu kuali besar sup ayam buatan Bibi Leigh, dihabiskan! Kuulangi, dihabiskan! Oleh shapeshifter naga sialan bernama Troya Orthros!

Baru kali ini aku ingin marah besar. Benar-benar marah. Damn, rasanya ingin sekali kuhujamkan empat ratus tujuh puluh enam stok anak panahku ke punggung berzirah sisik naga merah sialannya itu. Kutatap kuali besar itu yang kini sudah kosong melompong. Barangkali Bibi Leigh mengisinya dengan lima ekor ayam tadi pagi. Aku sudah cukup senang mengetahui kenyataan bahwa Troya hendak enyah dari Oceanus 15 semalam lalu kejutan, keparat. Ia muncul kembali.

Kulirik naga tersebut, ia mulai menunjukkan kebiasaannya yang baru-baru ini mulai kuhafal: menguarkan asap dari kedua lubang hidungnya. Ia selalu melalukannya setiap kali ia merasa marah---oh tunggu, aku lupa. Troya Orthros memang selalu marah. Akan kuralat, berarti ia melakukannya setiap kali ia merasa ekstra marah.

Kedua netra emasnya bertemu dengan milikku. Sorotnya tajam seakan dapat menembus jiwaku---tetapi tak akan pernah bisa karena jiwa seorang Cascade Vaihere putra dari Theron Vaihere begitu tangguh. Cukup lama kami saling bertatapan seakan hendak menguliti sesama; ia menguliti kulitku untuk barangkali dijadikan keripik kulit goreng sebagai cemilannya---ia shapeshifter naga, siapa tahu, bukan?---sementara aku akan senang hati mencungkil setiap sisiknya untuk kujual sehingga aku bisa membeli jauh lebih banyak ayam untuk dimasak menjadi sup ayam. Bila perlu nanti ia juga kumasak menjadi sup naga dengan bumbu rempah dari resep berkualitas Bibi Leigh.

"Apa?" desisku sinis.

"Kau yang apa!" Ia membentak.

"Mentimun sialan, kau tak bisa santai, hah?" Kutatap Troya tak suka.

Troya menyemburkan api kecil ke lantai dapur untuk meluapkan kekesalannya, membuatku sedikit berjengit. Hendak mengomelinya lagi---sebenarnya siapa yang berumur seratus dua puluh tujuh di sini, aku atau dia?---Troya seenaknya melewatiku, dengan sengaja menghantamkan bahunya ke dadaku, tak lupa menginjakkan kakinya kuat-kuat ke salah satu anak panahku yang terjatuh hingga patah menjadi dua. Setiap langkahnya terasa berapi-api, ia melangkah menuju ruang tengah untuk keluar pondok.

"Ke mana kau hendak pergi?" sahutku sambil bersaha menyusul langkahnya.

"Sama sekali bukan urusanmu, Pemburu." Samar aku mendengar Troya berdesis.

Langkahnya semakin cepat. Aku mengambil segulung tali dan botol racun yang kuletakkan di atas meja ruang tengah sebelumnya lalu mulai berderap keluar rumah. Troya menghilang, tetapi aku menangkap bayangan tubuhnya yang kemerahan sebab zirahnya yang mencolok tersebut. Ia masuk ke dalam hutan. Menyimpan tali dan racunku dengan terburu-buru, aku mulai berlari mengikutinya ke dalam hutan. Tak habis pikir, ia sangat cepat hilang dalam jangkauan mata.

Aku mendengarnya merangsek jauh lebih dalam, barangkali nyaris mencapai kandang Calliope. Kuperhatikan raganya yang mulai berlari, dan apa yang selanjutnya kusaksikan adalah ia bertransformasi menjadi naga. Tangannya yang secepat kilat berangsur menjadi cakar, sisik-sisik menjalar dengan begitu cepat dari lengan, kaki, hingga menutupi seluruh tubuhnya. Selama tubuhnya membesar, ia juga memanjang sembari menapakkan kedua lengannya di tanah untuk berlari sementara sisik di lehernya menyebar hingga ke wajah: kepalanya telah berubah. Selanjutnya adalah ekor raksasa berdurinya tumbuh, dan sesuatu menggeliat dari bahunya: dua lembar sayap raksasa melebar.

Kuambil busur dan panahku lalu mengikatnya dengan tergesa. Aku mulai membidik, tepat sebelum Troya melompat ke udara untuk terbang, anak panahku melesat, menancap di sela-sela ekor kuatnya. Nah, ia tak akan merasakannya, aku bertaruh sisik-sisik itu sekeras baja. Busurku terdekap di dada sementara tali yang terhubung dengan anak panah yang menancap dengan sukses tersebut kupegang erat-erat. Tubuhku telah siap terseret-seret.

Oceanus: The Breathing IslandWhere stories live. Discover now