[24] Cascade - Fragile Soul of Rage and Fire

3.4K 738 256
                                    

a.n: the title should be "[24] Cascade - 2k words of Cascade Vaihere son of Theron Vaihere love letter" anw enjoy

(p.s: you won't want to murder me this time)

**

Mataku mengerjap sesaat, memaksa kelopaknya yang terasa kian berat untuk tetap terbuka. Aku melirik raga yang terbaring di peristirahatannya, tidak ada tanda-tanda ia akan bangun sebentar lagi atau dalam kurun beberapa jam. Atau bahkan hari. Kepalaku terangkat dari lengan yang kutekuk serupa bantal di atas ranjang, mengusap wajah untuk mengusir rasa kantuk.

Aku meraih kain lembut yang teronggok di nakas samping ranjang, lantas menghapus peluh dingin yang senantiasa muncul di dahi Troya semenjak ia kolaps dua hari yang lalu. Bulu romaku menegak setiap kali aku menyentuh dahinya. Troya sedingin es, sekujur tubuhnya sepucat mayat, membuatku bertanya-tanya, di manakah gerangan api miliknya? Lima hari setelah dia pergi menyongsong maut, dia berhasil kembali lengkap bersama Asap Neraka di genggamannya. Namun Havera Lythe dan Asap Nerakanya yang ia idam-idamkan merupakan hal terakhir yang kupedulikan untuk saat ini. Demi dewa-dewi, Troya mungkin berhasil kembali kepadaku, tetapi ini mulai mengikis kewarasanku sedikit demi sedikit.

Rintihan lirih lolos dari bibir Troya, kendati kelopak matanya bergetar sedikit, ia tidak bangun. Aku menemaninya di sini sepanjang hari, semenjak malam ia tak sadarkan diri dan dibawa suruhan Havera Lythe ke kamarnya. Aku berusaha tetap terjaga meski pada akhirnya aku menyerah dan barangkali terlelap beberapa kali di sisinya. Terkadang erangan dan geraman terdengar dalam ketidaksadarannya, sesekali permohonan lirih. Entah jenis monster apa yang bisa membuatnya setakut itu di alam mimpi. Hatiku teremas ketika melihatnya seperti itu. Untuk pertama kalinya aku menyaksikan sosok paling kuat, terkeras, tertangguh yang pernah kutemui, kini terbaring tanpa kuasa, lemah, dan rapuh.

"Shh, Troya. Tenanglah," bisikku, menyentuh lembut sisi pipinya. Bibirnya bergetar, aku tahu ia melawan rasa sakit. Perlahan tapi pasti, ketenangannya kembali meski ia tak kunjung bangun. Dada telanjangnya kempang-kempis dalam ritme stabil.

Dan aku kini merasa tidak berguna. Semua hal yang pernah kupelajari dari Bibi Leigh rasanya tidak ada gunanya sekarang. Aku telah mencoba meracik obat apa pun yang kubisa, menggali-gali memoriku untuk mengingat resep apa yang bisa membantunya. Namun semua itu percuma. Bahkan untuk sekadar meredakan demam dinginnya pun tidak. Atau keresahan dalam tidurnya. Tidak ada satu pun dari obat-obatan keparat yang kubuat bisa bekerja. Bahkan obat dari tabib kerajaan sendiri tidak berguna.

Entah bagaimana atau apa, perjalanan Troya menjemput Asap Neraka pasti menjebaknya dalam situasi-situasi yang tidak masuk akal dan sinting. Troya adalah shapeshifter naga api, pada dasarnya ada api yang membara di tubuhnya. Lantas mengapa tubuh lelaki itu kini sedingin salju, tanpa adanya rona kehidupan di satu titik pun di tubuhnya? Dan demi Oceanus, luka di tangan kirinya tidak kunjung sembuh meski belasan jam telah terlewati. Daging yang masih bersimbah darah, terlihat segar seakan baru saja ditorehkan di sana. Troya mampu menyembuhkan beberapa tulangnya yang retak dalam waktu singkat, luka cakaran seperti ini seharusnya bisa jauh lebih singkat lagi.

Aku menopang dagu sambil terus mengawasinya yang kini telah kembali tenang. Ia terlihat begitu damai, suci, dan ... manusiawi. Namun bukan begitu, seharusnya bukan seperti ini. Aku menunduk, aku benci perasaan ini. Perasaan yang sama ketika diriku yang berusia sepuluh tahun, menunggu kedatangan merpati kesayangan ibuku di jendela rumah Bibi Leigh untuk memberi kabar ketika kedua orangtuaku pergi memburu pantherano. Harap-harap cemas tak berkesudahan, seakan ada seseorang yang berbisik di benakmu. Ada yang tidak beres. Dan perasaan itu hancur lebur seketika bersama hatiku sendiri ketika kedua orangtuaku akhirnya pulang dari perburuan. Perburuan final mereka.

Oceanus: The Breathing IslandOnde histórias criam vida. Descubra agora