[8] Cascade - Troya's Roasting Day

5.1K 1.1K 121
                                    

Ini adalah hari ter

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Ini adalah hari ter ... bahkan aku tak tahu bagaimana harus mendeskripsikannya dengan kata-kata.

Dua Oceanus menjadi korban dalam kurun waktu kurang dari seminggu; aku menyaksikan seekor arachnis menjadi bubur laba-laba akibat Troya; nyawaku nyaris hilang ketika naga sialan itu menarikku dengan cakar raksasanya. Oh, apakah ada hal lain untuk memperindah hari ini? Apalagi selanjutnya? Bubur ogre?!

Troya membawaku ke langit, kabut menyelubungi sekitar kami. Ia mendarat di dermaga pelabuhan Oceanus 43. Aku meloncat turun dari tubuhnya bersamaan dengan terdengarnya bunyi bergemuruh sekaligus getaran dari dalam pencernaanku. Selama yang bisa kuingat, kurasa aku belum melahap barang sedikit pun makanan sejak pagi---well, aku mencuri kue dari ruang praktik Bibi Leigh sebelumnya, tapi itu tidak bisa dihitung sebagai sarapan.

Sambil mengerahkan pandangan ke sekeliling, aku mendongak untuk memandang Troya yang menjulang di samping. "Apakah kira-kira ada hewan tersisa di sini? Aku lapar."

"Kau selalu lapar." Bukannya menjawab, Troya justru menggerutu.

"Ehm, maaf, Tuan Troya Orthros, tapi tadi pagi kau yang menyikat habis sup ayamku. Perlu kuingatkan juga bahwa kemarin kau juga menghabiskan jatah supku?" balasku sambil menyipitkan mata. "Jadi siapa di sini yang sebenarnya lapar?"

Tanpa membuang waktu lagi, kuambil busur dan anak panah dari punggungku. Harapanku nyaris pupus, Oceanus ini bahkan sudah mati. Oceanus yang mati pertanda bahwa penghuninya juga pasti mati. Aku mendengar Troya menguap kemudian menggelengkan kepalanya dan meregangkan tubuh bak kucing peliharaan tetanggaku Nyonya Wuther.

Kakiku mulai menjelajah sambil masih awas akan arachnis. Makhluk itu benar-benar mimpi buruk; menjijikkan, menakutkan, sekaligus aneh mungkin bisa mendeskripsikannya. Tak sudi rasanya bisa menemui satu lagi. Sesekali kepalaku menoleh untuk memeriksa sosok naga merah itu---bisa saja ia meninggalkanku, bukan?

Suara koekan dari atas langit lantas membuatku menengadahkan kepala. Sekawanan bebek yang tengah bermigrasi melintas di atas sana. Akhirnya, tanda-tanda makanan. Jaraknya dari udara ke tanah mungkin sekitar dua ratus kaki lebih, tapi layak untuk dicoba. Lantas kupasang segera anak panahku kemudian mulai membidik. Arah angin terus-terusan berubah, sementara kawanan bebek mulai berlalu. Bebek itu terjatuh dengan brutal begitu anak panahku menembus abdomennya. Aku bergegas memungutnya begitu tergeletak di tanah.

Troya memandangiku dengan sorotan yang sulit diartikan ketika aku menghampirinya. "Sihir apa tadi itu?"

Aku menaikkan bahu. "Aku Cascade Vaihere, Troya. Memburu sudah mendarah-daging dalam tubuhku." Kusodorkan bebek mati itu ke arahnya. "Mau?"

Ia meringsut geli. "Oh, tidak terima kasih."

Mengangkat bahu sekali lagi, aku duduk di sebelahnya dan mengeluarkan pisau untuk menyingkirkan bulu-bulu gelap bebek. Dari kejauhan aku dapat menyaksikan sesuatu melompat kemudian kembali memasuki air, mungkin mermaid atau lumba-lumba. Saat itu juga, Troya bangkit. Tanpa mengatakan apa pun, detik selanjutnya ia sudah berada di atas langit.

Oceanus: The Breathing IslandTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon