[22] Cascade - Draped In Ease

4.3K 717 281
                                    

a.n: don't murder me, okay?🥰

**

Aku menangkap aroma manis bercampur segarnya aroma laut ketika angin menerpa diriku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menangkap aroma manis bercampur segarnya aroma laut ketika angin menerpa diriku. Segala sesuatu di Oceanus 1 itu manis dan indah, bahkan udara dan anginnya. Ya, aromanya enak, tetapi dinginnya tidak enak! Seharusnya aku tidak meninggalkan jubah berburuku di kamar. Mau tak mau kupeluk diriku sendiri untuk menghalau udara dingin. Menghabiskan beberapa minggu bersama Troya membuatku agak lupa seperti apa rasa dingin sebenarnya.

Mentari baru saja terbit, permukaan air laut yang beriak terlihat keemasan hangat. Aku tahu ini konyol, tapi benak naifku mengekspektasikan kehadiran Troya yang kembali dari Jantung Iblis. Aku sudah mempersembahkan hal terbaik untuk dewa-dewiku, mereka pasti mendengarkanku. Terpatri di benakku akan terdengar raungan besar nan kencang yang terdengar dari langit nun jauh meski figur yang meraungkannya belum kunjung terlihat. Kemudian ia akan muncul dengan sayap kuatnya, sekali lagi mengaum untuk menunjukkan siapa rajanya di sini dan guna memamerkan keberhasilannya. Namun, Troya tak kunjung muncul kali ini, yang cukup masuk akal karena pasti itu merupakan perjalanan yang panjang dan sulit.

Alisku terangkat ketika melihat sebuah kepala menyembul dari permukaan air di pinggir dermaga. Kulit dan rambut sang mermaid berkilauan berkat basahnya air laut, memamerkan pantulan warna-warni yang indah. Mungkin mermaid masuk ke dalam daftar makhluk-makhluk paling indah di dunia milikku. Netra ungu lembutnya menatapku dalam-dalam. Sebuah botol berisi gulungan kertas yang ia ulurkan kemudian mengalihkan perhatianku.

"Untukku?" Aku bertanya seraya bangkit dari duduk, menerima uluran botol dari sang mermaid.

Sang mermaid serta merta menunduk sebagai salam perpisahan sebelum melompat ke dalam air. Sisiknya berkilauan warna-warni. Aku membuka penyumbat botol dan segera mengeluarkan isinya. Cap lilin berwarna hijau gelap yang dihiasi dengan sepucuk rempah obat-obatan menyegel gulungan tersebut, lantas membuatku langsung tahu siapa pengirimnya. Surat balasan dari Bibi Leigh.

Rasanya petir, badai, geluduk, angin puting beliung---aduh, serius sebutkan saja semuanya---langsung menyambarku saat itu juga. Bung, ini surat balasan dari Bibi Leigh! Kukira ia tidakk akan membalas mengingat ketika aku mengirimkannya surat, itu sudah cukup lama. Berarti ia marah sekali karena ia menunda mengirim surat balasan. Kutarik napas dalam-dalam sebelum mematahkan segel lilin gulungan tersebut, mempersiapkan diri untuk omelan yang akan kuterima.

Cascadeku tersayang

Aku menerima suratmu. Aku khawatir setengah mati denganmu. Ini sudah berminggu-minggu dan kau menghilang begitu saja. Aku sudah mendengar kabarnya. Kabar itu sudah menyebar ke segala pelosok negeri, cerita mengenai satu pasukan yang mengancam keeksistensian setiap Oceanus di samudra ini. Juga mengenai kau dan sang naga yang memulai perlawanan ini semua. Aku mendukungnya, sayang. Tetapi aku mengekspektasikan kau untuk bertahan hidup dan kembali begitu semua ini selesai. Jaga dirimu baik-baik. Pintuku selalu terbuka jika kau memerlukan racikan obat-obatan.

Oceanus: The Breathing IslandWhere stories live. Discover now