Lepas

12.5K 2.3K 162
                                    














"Apa?"

"Stop sampai disini,"

Atap gedung sekolah hari itu rasanya berhembus udara yang semakin dingin. Salju yang jatuh seakan menguap, Taehyung dengan seragam musim dinginnya hanya memiringkan kepala. Bermaksud mendengar lebih jelas,

"Stop sampai disini? Apanya?"

"Kita, Taehyung."

"Tapiㅡapa? Kenapa?"

"Reputasimu rusak,"

Gamblang, Taehyung mengernyit kesal. Jungkook didepannya sama sekali tidak berekspresi, datar dan ucapannya lugas. Seolah tidak ada kata main-main. Benar sialan.

"Reputasiku rusak? Bercanda?"

"Gak, sama sekali."

"Maumu begitu?"

Jungkook sedikit tarik nafasnya lalu dihembuskan pelan. Tangannya merambat mengelus lengan Taehyung dari bawah keatas lalu menepuk dibagian bahu.

"Ini salah, Tae. Aku ada tujuan setelah lulus, jangan egois. Kita begini cuma main-main kan?"

"Menurutmu?"

"Aku tanya kamu. Gak usah tanya balik,"

"Aku gak ada jawaban pasti,"

"Makanya,"

Kening Taehyung dapat sentilan halus, Jungkook sedikit memasang senyumannya polos. Sementara Taehyung beralih sibak poni panjangnya keatas, berusaha berpikir dengan benar. Tahan emosi, mau marah tapi gak bisa.

Taehyung bukan tipikal orang pemaksa.

"Gak ada kencan subuh. Gak ada makan siang berdua mulai besok." Jungkook mengambil gelang tali yang diberikan Taehyung awalnya, dilepas dan diletakkan diatas telapak tangan pemuda itu. "Main-main selesai disini, okay?"


Jungkook masih memasang senyumannya, Taehyung memperhatikan, "Kenapa senyum?"

"Supaya gak sedih,"

"Nangis, kalo sedih."

"Gak pantas kamu ditangisin,"


Terkekeh pelan, Jungkook melancarkan akting. Taehyung terlanjur berdecak merasa gak terima, gelang yang ada ditangan masuk kedalam kantongnya.

"Jadi, berhenti disini karena masalah ini? Takut ketahuan?"

"Bukan takut. Baru sadar ini salah, setelah lulus aku ada tujuan. Bisa tanggung jawab?"

"Kamu sendiri terima ciumanku,"

"Pemaksa, Taehyung."

Menusuk telak dihati, Taehyung beralih angguk sekali. "Oke, selesai."



Segitu, keduanya memilih gak saling kenal atau apapun lagi. Gak ada perpisahan dengan air mata.

Baju kemeja Jungkook yang menempel bekas bau rokok dicuci bersih, jendela dengan bekas lemparan kerikil dibiarkan nyaris retak.

Gak ada kencan subuh seperti biasa, bahkan bekal makan siang Jungkook semenjak itu selalu habis setengah.

Porsi yang biasa dihabiskan Taehyung. Hari berlanjut dan Jungkook mulai terbiasa.


Dan ada kabar baru setelahnya.


Ya,

Erika dan Kim Taehyung.



"Oh, jadian?"

"Ya! Berkat bantuanmu, terima kasih atas kontaknya Taehyung buat aku, Kookie!"

"Sama-sama. Yang lama ya?"

"Semoga?"

Erika itu perempuan muda campuran oriental dan amerika, cantik sekali. Senyumnya menawan apalagi ketika tertawa, Jungkook pernah membawa perasaan, tapi terlanjurㅡterlena dengan pemuda yang berstatus pacar wanita ini.

Pacar barunya.

"Erika, aku tunggu diluar. Okay?" Taehyung kemudian muncul dengan santainya, dengan tas disampirkan dibahu sebelah. Menepuk kepala Erika halus sekali, Jungkook beralih menatap buku catatannya sendiri.

"Ah, tapiㅡnanti lama Tae,"

"Gak apa, aku sekalian kantin."

"Okay, hati-hati."


Taehyung pasang senyum tipisnya, mata melirik Jungkook yang terlihat menghindar jelas sekali. Kemudian melenggang pergi keluar kelas tanpa ucapan sampai jumpa.






Jungkook terlalu biasa; Taehyung terlanjur menganggap lebih. Segalanya sebatas memori lewat. Dan nyaris setengah semester sampai semester kedua saat perguruan tinggi, dipenuhi Erika.

Manis terakhirnya, Jeon Jungkook. Hilang setelah upacara kelulusan. Entah kemana. Rumah kosong tanpa penghuni, gelap sekali.

Taehyung saat itu kehilangan sinarnya, dan kata-kata Jimin soal pacar terakhir bukan sama sekali tentang Erika.

Dan jawaban Jungkook kenapa saat itu memilih selesai hubungan tanpa status, belum sama sekali memuaskan pertanyaan Taehyung yang mengambang didalam hati. Banyak sekali.

































ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
This is a lazy sunday ever.
Ever .
Ever.
zzzzzzz

Adorn ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang