Lamunan

13.6K 2.3K 114
                                    

















Malam natal kemarin, segala hutangnya lunas. Tapi Taehyung hari ini masih duduk diam termenung diatas bangku taman kota. Asap rokok dibiarkan memanjang dan jatuh ketanah, sementara sebelah tangan memegang sebuah gelang,

Yang mengambang tidak tahu untuk siapa.

Sebenarnya ada pemiliknya, tapi ada perasaan tertahan. Diserahkan atau tidak?

Boleh jujur, Taehyung bukan tipikal orang yang suka meragu. Lampu taman kota meremang tanda mulai pagi, matahari mulai terbit dan langit berwarna kemerahan.

Sekitar satu setengah jam, Taehyung bangun dari tidur dan melangkah keluar apartemen lalu berakhir disini. Sendiri di pagi hari. Memang ada orang yang mulai lalu lalang untuk berolahraga, tapi Taehyung disini cukup menyumbang noda udara.

Otaknya bercabang. Mata kosong, tanpa bayangan, hanya sekedar menatap kearah gelang kulit yang ada ditangan kanan. Tidak dipasang, tapi terlihat lusuh karena terlalu lama disimpan.

Sedikit mengintip kearah otak, Taehyung mulai terbayang tentang Jungkook. Gamblang sekali, deskripsi sederhana.





Jungkook.

Ya, Jungkook.

Pemuda dengan rambut disemir coklat gelap, baru disadari semakin mempesona dengan rahang tegas karena perubahan umur. Mata bulat yang memancarkan binar polos, semakin tajam setiap menatap kearah matanya. Lalu gestur yang semakin tegap tanda mampu melakukan semuanya sendiri, wah.

Taehyung takjub akan bayangannya sendiri.

Bayangan tentang seseorang yang merebut hatinya total dulu, ini rahasia. Tapi bukan rahasia lagi.


"Ini salah, Taehyung."


Ada suara sekilas dari sekelebat memori yang lewat dipikiran. Suara halus yang dihafalnya nyaris sampai saat ini.


Taehyung menghela nafas, poni panjang yang menutupi matanya disibak kebelakang. Headband hitam yang setia ada di kening sebenarnya menunjang penampilan.

Pakaian dengan mantel tebal dan celana kasual warna hitam, sepatu kets putih yang kotor disana-sini karena sering terpakai, lalu bau rokok yang menempel dibadan.

Penampilan Taehyung antara sederhana atau mahal, entah. Orang lain dan dirinya sendiri tidak terlalu memperdulikan.

Lalu mendongak dan menyender pada kepala bangku lebih santai dari awal, Taehyung sedikit menguap. Bangun terlalu pagi, tapi otak kembali bercabang terbayang malam natal kemarin.


Tidak ada kilas balik, hanya bayangan Jungkook yang merengut karena cola yang sengaja ditumpahkan dibaju merah, dan kedua tangan mereka yang tidak sengaja tersentuh saat hendak memegang tali ayunan.

Kubilang tidak ada kilas balik, tapi Taehyung reflek terkekeh sendiri mengingat reaksi Jungkook saat itu langsung menjauh dan berjalan disampingnya dengan jarak nyaris dua meter.

Jarak yang terlalu kejam untuk perkiraan orang bisa dikatakan jalan berdua.


"Ngapain jalan jauh gitu?"

"Gak mau ada didekat kamu."

"Harus dua meter jaraknya?"

"Ya, jangan dekat. Jauh-jauh."


Yah, malam natal kemarin berakhir dengan mereka berpisah di pintu lift. Jungkook tidak mau satu lift, bersikeras menggeleng sepenuh hati dan Taehyung kurang tega untuk memaksa masuk.

Adorn ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang