Satu memori

12.5K 2.1K 146
                                    















"Sekarang tinggal sendiri?"

Memang karena hati yang memilih terbuka perlahan, Jungkook hari ini gak usir orang asing yang sudah naik derajat jadi mantan teman sekelas.

Dalam status satu almamater, dan Taehyung yang duduk diam rapi diatas sofa dengan kemeja hitamnya cuma angguk sekilas jadi jawaban.

"Kenapa?"

"Karena memang sendiri,"

"Dulu, sama Nenek bukan?"

"Sudah gak ada, setahun lalu."


Sendok yang mengaduk coklat hangat reflek berhenti, Jungkook balik badan niatnya tatap Taehyung yang didengar merana. Tapi mustahil sepertinya,

Taehyung sibuk gulung lengan kemejanya sendiri, senderan kurang ajar di sofa ruang tengah apartemen layaknya rumah tersayang.

Baru juga semalam kemarin jadi singgasananya untuk tidur ditemani nyamuk musim dingin.

"Maaf, aku tanya privasi?" Jungkook mendekat, membawa mug merah dengan coklat panas. Diletakkan diatas meja samping bungkusan kotak rokok Taehyung yang terbuka sembarang.

"Gak kok, kenapa?"

"Ada banyak hal baru yang mau aku tanya,"

Taehyung bungkam, memandang kearah lain lantas tersenyum tipis sekali,

"Mulai buka hati, Jeon?"

Jungkook mengedikkan bahu, "Mungkin,"

"Jujur sekali ya,"

"Bukan tipikal kode-nim."

Suara terkekeh yang lucu didengar, Taehyung mengambil mug merahnya, mencicip sekilas cita rasa coklat panas yang pahit diawal dan manis dibagian akhir mendekati pangkal tenggorokkan.

Bahkan coklat panas perlahan jadi mirip jalan cerita kisah cintanya.

"Subuh kemarin pulang sama Jimin dalam keadaan bau daging, sekarang pergi lagi?"

Gengsi besar, sebenarnya. Jungkook pertanyaan panjang pertama yang terlontar setelah beberapa waktu pertemuan kembali. Taehyung suka, perhatian Jungkook yang tersirat kecil dalam lantunan suara halus tipisnya,

"Gak pergi, malas pulang." Mengambil batang rokok dan dinyalakan dengan pematik, Jungkook mendengus memperhatikan gerak jemari Taehyung yang memegang rokoknya.

"Tidur disini lagi?"

"Maunya,"

"Seenaknya. Pulang, jangan numpang terus."

"Gak apa, Jimin juga udah tau,"

Helaan nafas panjang yang terasa berat, Jungkook bangun dari tempat duduknya, mengubah posisi jadi disamping Taehyung yang betah dipojokkan sofa panjang.

Jarak dua meter kemarin memang mitos.

"Reaksi Jimin?"

Taehyung menoleh, Jungkook pertanyaannya penasaran. Tatap lama mata lawan bicaranya nyaris hampir semenit. Sebelum mengalihkan pandangan sambil berdecak sekilas,

"Reaksi normal, gak ada yang aneh. Bedanya ternyata perbandingan kita tanah dan langit ya."




Kita yang terdengar beda, rasanya asing ditelinga. Jungkook mengalihkan pandangan, nyaris malu. Mengambil handphone usaha gak mati gaya,

Adorn ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang