Beda

12.7K 2.1K 243
                                    



















Setelah suasana mellow yang terjadi, semua bisa dibilang berubah. Tidak dijelaskan detail, yang jelas ada perbedaan kelakuan.

Antara mereka berdua, ambil peran utama. Dan disini Jungkook hela nafas, sok lelah dengan cowok yang sibuk menghembuskan asap rokoknya bermain-main, diluar. Balkon apartemen.

"Kook, liat sini."

Begitu ditatap, asap berbentuk lingkaran sempurna menerpa wajah. Sialan, permainan macam apa lagi ini. Jungkook menatap sengit, tapi Taehyung balas cengiran bodoh.

"Aku mati perokok pasif, Tae."

"Gak akan,"

"Yakin sekali?"

Taehyung mengedikkan bahu sambil memasukkan tangan kedalam kantong, Jungkook mendekat, ambil batang rokok yang dijepit empunya di kedua jari. Wajah protes, Taehyung berhenti begitu bibirnya ditutup total sama telunjuknya.

Ah, drama. Jungkook mendengus, "Rokok bahaya. Dulu di sekolah selalu dua batang. Sekarang sehari berapa?"

"Mau tau aja," Taehyung mundur selangkah sedikit mencebik.

Jungkook mendelik, "Jelaslah. Dua tahun itu lumayan, kamu gimana selama dua puluh empat bulan?"

"Makanya jangan main tinggal dong,"


Bungkam, Taehyung terkekeh dan kaki sebelah naik tendang halus paha dibalut celana jeans hitam didepannya. "Bercanda,"

"Gak lucu,"

"Ya, jangan marah."


Rasanya diungkit kembali itu soal yang sensitif, Jungkook memandang pemandangan kota di sore hari menjelang malam.

Tau?

Dari sisi pandang Taehyung, Jungkook itu sempurna. Ditambah sinar matahari jingga yang sebentar lagi tenggelam menerpa wajah manisnya, mata memandang sendu entah kemana. Sedikit angin mengibaskan poni hitam legamnya.

Cantik sekali, Taehyung gak ragu untuk jatuh cinta.


Lembaran baru yang dibuka dengan tokoh lama, sesuatu yang cukup konyol, jika dibawa dalam hal logis sebenarnya.

Apalagi menentang soal norma, jika berani membahas. Tapi, disini Taehyung memilih untuk berani, mengambil langkah untuk gak melepas seseorang ini lagi.

Cinta pertama di masa menengah atas, yang sempat menghilang ratusan jam.

"Jungkook,"

Hanya menatap jadi jawaban, puntung rokok Taehyung teronggok mati di lantai, terinjak mengenaskan. Wajah keduanya tidak terlalu terlihat, samar karena nyaris gelap.

"Sadar? Kita mirip drama," suara dalam Taehyung saat itu terdengar lembut. Mengalun masuk kedalam pikiran, Jungkook hati berdesir rasanya.

Pesona cowok yang tetap sama, rambut abu panjang seleher, dengan poni menutup sebatas alis. Berantakan, teracak karena angin.

"Drama? Picisan? Mirip sinetron yang sering ditonton Erika." Jungkook sedikit terkekeh, Taehyung balas tersenyum.

"Bisa jadi? Tapi drama yang belum tentu endingnya gimana,"

"Biar, jalanin." Jungkook mengulum bibir bawahnya sendiri. Taehyung mendekat, langkah kaki santai. Dan jarak sekitar lima senti dihitung dari ujung hidung.

Jungkook diam gak menjauh, kilas balik terlintas sekilas. Mata saling tatap,

"Bibirmu rasanya masih sama?"

Memutar bola mata malas karena celetukkan gak penting. Jungkook mengedikkan bahu, "Entah. Menurutmu?"

"Sama, menurutku."

"Gitu?"

Ciuman lembut, cepat sekali. Terasa dalam dan membuat kedua hati rasanya berdetak terlalu cepat. Perasaan manusia disaat ingin lebih,

Taehyung cengiran bodoh, menjulurkan lidah tanda berhasil curi ciuman.
"Hehe, lucky?"

"Curang."

"Lucky, Jungkook. Keberuntungan. Percaya dong,"

Dan duluan, kaki kanan melangkah. Jungkook maju, tangan terulur memeluk leher cowok didepannya. Belah bibir terbuka sedikit sebelum akhirnya bertaut, ditemani langit biru tua gelap yang jadi saksi dan angin malam yang reflek berhembus.

Matahari tenggelam, bulan mengganti. Dan pasangan kembali bertemu, jujur dalam hati. Hari yang indah?



Ciuman saling rindu, kedua belah bibir bergerak menghisap. Tangan Taehyung merambat dipinggang, mengelus halus dibagian pinggul. Dan memperdalam ciuman, sebelum jemari Jungkook mengelus tengkuk leher, menarik sedikit rambut abu yang memanjangㅡmelepas ciuman sedikit.

"Taeㅡ"

Sial, Taehyung langsung meraup bibir manisnya lagi. Kebiasaan yang selalu disuka, suara Jungkook yang lirih memanggil nama. Tertutup lumatan,

Liar, Jungkook merasa jatuh kembali dalam pelukan seseorang yang membuatnya rusak. Berani mengakui, dan lampu hijau.

Lembaran baru resmi. Iya?





























ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Halo!♡
Yak, kembali lagi bertemu dengan diriku yang kembali lagi menikmati masa sekolah hahahahahㅡkzl.
Terima kasih untuk seeeeemua komentar dan voting di chapter sebelumnya, sungguh membuat hati ini mencair karena kalian manis sekali :')

Dan, selamat malam kamis <3

Adorn ㅡkth x jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang